DENPASAR, HR — Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa Bali memiliki potensi besar untuk menjadi lebih dari sekadar tujuan wisata. Ia menyampaikan pentingnya mendorong Bali menjadi pusat inovasi kreatif sekaligus destinasi investasi nasional dan internasional.
Dalam sambutannya secara virtual di acara Bali Jagadhita VI di Dharma Negara Alaya Denpasar, Senin (2/6), Riefky menyatakan bahwa kemajuan industri kreatif telah menjadi penggerak utama perekonomian, terutama di wilayah seperti Bali yang memiliki kekayaan budaya dan kreativitas lokal yang tinggi.
“Mari menjadikan Bali bukan hanya destinasi wisata. Tetapi, juga destinasi investasi dan pusat inovasi kreatif Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, ekosistem kreatif Bali tumbuh subur karena didukung oleh kekuatan budaya dan adat yang khas, lalu dikembangkan oleh generasi muda yang inovatif. Sektor-sektor seperti seni pertunjukan, kuliner, fashion, kerajinan, dan fotografi mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2024.
Namun, ia menekankan bahwa pertumbuhan tersebut perlu diperkuat dengan kebijakan yang mendukung.
“Semua ini perlu didorong melalui kebijakan dan program yang tepat dengan penyediaan infrastruktur, akses dasar, dan tentunya pembiayaan,” tambahnya.
Riefky juga merujuk pada Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2024 tentang RPJMN 2025–2029, yang menetapkan Bali sebagai salah satu dari 15 Provinsi prioritas pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Melalui interkoneksi sektor ekonomi kreatif dan perdagangan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif akan terwujud di Bali.
Selanjutnya ia mengajak masyarakat untuk melihat Bali secara lebih luas, sebagai tempat bagi investasi berkualitas dan inovasi global, sejalan dengan transformasi ekonomi nasional. dyra