DENPASAR, HR – Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMAPPA) Bali dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP) Bali menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Renon, Denpasar, pada Sabtu (9/11). Aksi tersebut menuntut penghentian program transmigrasi yang akan dipindahkan ke Papua. Mereka menyuarakan penolakan keras terhadap kebijakan transmigrasi yang dinilai akan semakin memperburuk kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Papua.
Dalam orasi yang disampaikan, para massa aksi menyatakan bahwa kebijakan transmigrasi tidak hanya mengancam kedaulatan dan identitas budaya masyarakat Papua, tetapi juga berpotensi menambah ketegangan sosial di wilayah yang sudah rawan konflik. Mereka meminta pemerintah agar diberikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis.
“Kami hidup dan berkembang dengan alam, tapi ketika terjadi transmigrasi maka akan ada perampasan lahan dan juga akan ada penyekatan-penyekatan tanah di Papua. Kami menolak supaya tidak ada transmigrasi terjadi,” ujar Karel Uropmabin selaku juru bicara pada aksi tersebut.
Lebih lanjut Karel mengatakan bahwa sebelumnya sudah pernah terjadi transmigrasi secara masif di Papua. Di mana saat ini perbandingannya adalah 60 persen pendatang atau transmigran dan 40 persen orang asli Papua.
“Jadi dia (transmigran) tidak hanya satu daerah tapi melingkupi beberapa provinsi yang ada di Indonesia dikirim ke Papua. Nanti terjadi penindasan makanya kami menolak dengan tegas,” ucapnya.
Menurutnya program transmigrasi ke Papua itu berfungsi sebagai alat untuk mengakses sumber daya alam bumi Papua. Dirinya juga menegaskan bahwa Papua bukan tanah kosong. Di mana setiap wilayahnya memiliki sejarah, budaya, dan adat istiadatnya.
Aksi damai tersebut juga mendapat perhatian dari aparat kepolisian setempat, yang mengawasi jalannya demonstrasi. Meskipun tidak ada insiden signifikan, para mahasiswa berharap pemerintah dapat mendengarkan suara mereka dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut.
Demonstrasi ini menjadi salah satu rangkaian aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua di berbagai daerah, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan transmigrasi yang telah menjadi polemik di tanah air. dyra