LASQI Jakbar Hidupkan kembali Qosidah Jangan Kalah dengan Budaya Luar

oleh -12 Dilihat
oleh

JAKARTA, HR – Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Lembaga Seni dan Qosidah Indonesia (LASQI) Jakarta Barat, melantik Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) Kebon Jeruk, Senin (9/3/2020).

Ketua DPD Jakbar H. Amran mengatakan, dengan di lantiknya DPK, Kebon Jeruk berarti menghidupkan kembali seni budaya Indonesia yang hampir tergerus budaya luar disaat ini.

“Qosidah saat ini, hanya di ketahui kaum ibu-ibu saja, sepertinya anak zaman sekarang sudah tidak mengetahui kesenian islami yang asli Indonesia tersebut, karena sudah mulai tergerus budaya luar. Dengan adanya LASQI budaya Indonesia ini, bisa hidup kembali dan tidak mau kalah dengan budaya luar,” ujar H. Amran.

H. Amran berharap, kegiatan Qosidah bisa masuk ke sekolah-sekolah yang ada di Jakbar, sebagai pelajaran tambahan, agar anak-anak bisa mengerti tentang Qosidah sebagai seni Islami Indonesia.

“Kita berharap LASQI, dibawa ke dunia pendidikan dari tingkat SDN, SMPN dan SMAN, di wilayah Jakbar. Agar kesenian budaya Qosidah tidak tergerus zaman,” ucapnya.

Sematara itu Camat Kebon Jeruk Saumun menambahkan, dirinya sangat mendukung dengan dibentuknya LASQI di wilayah Kebon Jeruk, artinya bisa menghidupkan kembali kesenian Islami yang hampir punah saat ini.

“Kita sangat mendukung dengan adanya LASQI berarti menghidupkan kembali kesenian Islami di wilayahnya, kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan kesenian Islam ini,” ujar Camat Kebon Jeruk.

Masih dikatakan Saumun, dirinya menyesalkan, dengan hampir punahnya kesenian Islami Qosidah saat ini. Karena disaat ada perlombaan tingkat Wali Kota mencari personil (Pemain), yang sudah paham kesenian Qosidah sangat sulit dan jarang yang bisa menggunkan alat-alat Qosidah.

“Kita sangat kesulitan, disaat ada lombah tingkat Walikota, karena semua yang tau Qosidah itu rata-rata Ibu-ibu saja,” kata Saumun

Saumun berharap, dengan adanya LASQI, banyak generasi muda-mudi yang mau belajar seni budaya Islami Indonesia, agar dirinya juga merasa tidak kesulitan mencari personil untuk setiap perlombaan.

“Semoga Qosidah sebagai seni budaya Islami Indonesia, bisa berkembang lagi dengan bertambahnya alat-alat musil Qosidah yang terbaru dan generasi muda-mudi mengenali dan tranpil memaikan Qosidah,” tutup Saumun. didit/agus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.