TAKALAR, HR – Proyek MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) untuk pemasangan sambungan pipa kepada masyarakat di kabupaten Takalar diduga bermasalah sehingga pihak karyawan PDAM kabupaten Takalar di panggil oleh Kopolisian Resort Takalar.
Beberapa waktu yang lalu terkait dana hibah dari pusat yang di peruntukkan untuk membantu masyarakat untuk pemenuhan konsumsi air bersih, tetapi dalam perjalanan pengelolaan dana hibah yang besarannya diatas satu milyar rupiah mendapat sorotan media karena adanya dugaan kongkalikong didalamnya seperti yang di beritakan media HR pada edisi minggu lalu yang dikonfirmasi langsung kepada direktur PDAM Jamaluddin SE didampingi oleh Amir bagian pelayanan tehnik, saat itu keduanya mengatakan ada pemasangan pipa induk kurang lebih tiga ratus meter dengan menghabiskan anggaran sebesar tujuh puluh juta rupiah berasal dari dana hibah MBR.
Hal ini langsung di bantah oleh salah seorang staf keuangan PDAM Takalar, “bahwa itu tidak benar karena kegiatan pemasangan pipa induk sudah di pertanggung jawabkan melalui kas PDAM,” tegasnya.
Sementara Amir yang di konfirmasi ulang, Senin (11/05/2020) terkait pernyataannya mengatakan dana hibah itu satu rekening dengan rekening PDAM jadi jelas dana itu keluar dari buku kas PDAM pernyataan Amir beda dengan pernyataan sebelumnya bahwa dana hibah MBR itu langsung masuk di rekening Pemda, anehnya lagi Amir tidak mau memberikan nomor telepon Kabag keuangan PDAM untuk kebutuhan konfirmasi, salah satu aktivis LSM yang ada di kabupaten Takalar mengatakan, adanya dugaan pertanggung jawaban ganda dari dana hibah dan kas pdam perlu di telusuri oleh APH. natsir tarang