KPU Gowa Gelar Dialog Akhir Tahun Pemilu 2019

GOWA, HR –  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gowa menggelar Dialog Akhir Tahun Pemilu 2019, sekaligus dirangkai dengan
Syukuran Rumah Pintar Pemilu (RPP) atau Balla Caradde di Aula KPU Gowa, Senin (31/12).

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan masukan apa yang telah KPU Gowa kerjakan selama beberapa pilkada di Kabupaten Gowa. Mulai dari pemilihan Presiden tahun 2014, kemudian 2015 Pilkada Bupati, dan pada tahun 2018 pemilihan gubernur.

“Selanjutnya Insyaallah tahun depan kita akan melaksanakan pemilihan umum yang dilaksanakan secara serentak,” kata Ketua KPU Gowa, Muhtar Muis.

Dalam dialog akhir tahun ini, KPU menghadirkan Sekretaris Kabupaten Gowa, H Muchlis, Ketua Bawaslu Kabupaten Gowa, Syamsuar Saleh, Wakapolres Gowa, Kompol Muh Fajri, dan Kasdim XIV Hasanuddin,  Mayor Inf Husain, para pimpinan elit partai di Gowa dan seluruh stakholder terkait.

H Muchlis, mewakili Pemerintah Kabupaten Gowa mengatakan bahwa Kabupaten Gowa tidak boleh lagi terbelakang dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 mendatang, karena dalam catatan sejarah kerajaan, Gowa tertatat sebagai kerajaan paling demokratis dalam pemilihan Raja-raja Gowa.

“Jadi marilah kita pelihara ini, dan yang menjadi tugas kita kedepan,  bagaimana cara membuat para pemilih kita cerdas dalam berdemokrasi, yang kita tau kalau mau membuat demokrasi itu berkualitas, maka pemilihnya pun harus cerdas,” pesannya.

Sekadar diketahui, lanjutnya, banyak negara-negara yang membangun demokrasinya berabad-abad kaget dengan melihat Indonesia yang lama sekolahnya sesuai hasil sensus hanya berada 9,5 tahun.

“Artinya tingkat pendidikan kita masih berada di semester 1 SMA. Mereka kaget ketika mengetahui bahwa pemilihan presiden dan pemilihan legislatifnya disatukan. Tetapi kita sekali lagi bisa buktikan kepada negara lain,” terang Sekda Gowa.

Tak hanya itu,  sambungnya, kita harusnya sadar bahwa inilah makna dan hakikat pendirian bangsa ini, yakni Bung Karno yang dulu menetapkan yang namanya Trisakti  yang memiliki tiga target dalam mendirikan bangsa ini, yakni pertama,

Kita bisa berdaulat dalam pemerintahan, kedua, Kita harus membuat indonesia mandiri dalam hal ekonomi, dan yang ketiga, Bangsa ini harus memiliki kepribadian sesuai budaya bangsa sendiri.

“Inilah yang kita tonjolkan dalam penyelenggaraan pemilihan saat ini. Mudah-mudahan dengan adanya ini kita bisa benahi dengan menjalin kekompakan bersama partai politik dalam merekrut calon yang cerdas, agar pemilihnya juga cerdas dalam berdemokrasi, serta  penyelenggaranya pun merupakan orang pintar, sehingga  pelaksanaan demokrasi dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan,” papar mantan Kepala  Bappeda Gowa ini.

Sementara,  Syamsuar Saleh  mengatakan, ada empat dimensi pokok dalam menghitung indeks kerawanan pemilu. Pertama, konteks sosial politik, kemudian konteks penyelenggaraan pemilu, konstestasi itu sendiri dan partisipasi politik.

“Untuk mengukur suatu demokrasi, tentu diukur dati partisipasi. Kalau kami di Bawaslu ada dua acuannya, yakni partisipasi dan kualitasnya yang mencakup netralitas ASN dan terhindarnya kita dari Money Politic. Dua inilah yang menjadi fokus utama di Bawaslu,” terang Samsuar.

Ketua KPU Gowa, Muhtar Muis menambahkan, persoalan pemilih ini bukan merupakan sesuatu hal yang mudah. Karena selain mendata, pihaknya juga mendaftarkan masyarakat yang setiap harinya berubah.

“Hari ini mungkin kami menetapkan besok ada yang meninggal otomatis ada lagi yang berubah. Dan ini menjadi tugas kami tetapi bukan berarti hal yang tidak penting dilakukan. Semua kerja-kerja kami di KPU tidak akan berarti tanpa bantuan dari teman-teman pemerintahan, aparat keamanan maupun dari partai politik,” ungkapnya.

Dirinya pun berharap, kerja sama kedepannya pada pemilu 2019 sekiranya ada yang bertentangan dengan aturan, diharapkan sampaikan langsung ke KPU. Hal ini demi pelaksanaan pemilu 2019 di Kabupaten Gowa yang lebih baik.  kartia

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *