Keyakinan Konsumen Bali Tetap Optimis Meski Indeks Keyakinan Konsumen Turun pada Februari 2025

DENPASAR, HR – Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Bali untuk periode Februari 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada pada level optimis meskipun turun 4,9% (mtm) dari 144,9 menjadi 137,8.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja mengatakan penurunan ini disebabkan oleh normalisasi konsumsi setelah liburan Tahun Baru dan libur panjang seperti Isra Miraj Nabi Muhammad SAW serta Tahun Baru Imlek.

Secara nasional, IKK juga sedikit menurun dari 127,2 pada Januari 2025 menjadi 126,4. Secara umum, survei konsumen adalah survei bulanan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan.

“Keyakinan konsumen di Bali tetap kuat dalam menghadapi tantangan global dan nasional. Tingkat inflasi yang terkendali pada 1,21% (yoy) di Februari 2025, masih dalam rentang target inflasi sebesar 2,5% ± 1%,” jelasnya.

Penurunan pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar -4,9% (mtm) menjadi 128,3 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) di Bali sebesar -5,0% (mtm) menjadi 147,2. Hal tersebut sejalan dengan adanya konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama yang mengalami normalisasi pasca libur panjang.

Meskipun demikian, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap terjaga sejak periode sebelumnya sebesar 100,0. Hal tersebut menunjukkan, bahwa optimisme konsumen masih tetap terjaga terhadap prospek ekonomi.

Berbagai upaya pemerintah telah diimplementasikan untuk menjaga konsumsi, antara lain yaitu kebijakan diskon tarif listrik 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya maksimum 2.200 VA dari 1 Januari s.d. 28 Februari 2025, serta diskon harga tiket pesawat pada periode Idulfitri 2025.

Perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idul Fitri pada bulan Maret dan April 2025 juga berpotensi mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi di Provinsi Bali.

Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas inflasi Bali untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terjaga akan memberikan efek positif terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi, dan produktivitas ekonomi Bali.

Pemberian stimulus dari pemerintah diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah dinamika ekonomi global dan nasional. Sinergi bersama Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat. dyra

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *