Kemensos Adakan Penyuluhan Pencegahan Pornografi

oleh -428 views
oleh
Gubernur Bengkulu beserta narasumber penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan pornografi
BENGKULU, HR – Sekjen Kemensos mengadakan sosialisasi Penyuluhan Sosial dalam rangka Pencegahan Pornografi di Propinsi Bengkulu, dihadiri seluruh peserta dari segala bidang sosial di masyarakat. bertempat di Hotel Santika Provinsi Bengkulu.
Narasumber Sosialisasi dari Kementrian Sosial Republik Indonesia, Tati Nugraha,Si, M.Si Kepala Pusat Penyuluhan Sosial mengatakan Kementrian melakukan tugas dan fungsi untuk melindungi tindak kekerasan dari anak-anak hingga tingkat masyarakat saat ini akibat porno grafi di Indonesia sudah memasuki fase kritis.
Kegiatan ini di ikuti oleh 150 peserta penyuluhan dari berbagai lembaga sosial di wilayah Bengkulu, juga dihadiri Sekjen Kemensos RI Toto Budi Utomo, M.Si dan Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M.Pd.
Sekjen Kemensos RI Toto Budi Utomo, M.Si dalam sambutannya mengatakan pornografi merupakan salah satu masalah yang serius hal ini disebabkan meskipun undang-undang pornografi sudah di buat namun tayangan dalam media massa masih sama saja dan tidak ada pengaruhnya. Kemajuan teknologi seperti saat ini sangat memudahkan seseorang untuk mengakses konten pornografi akan tetapi perlunya di bangun individu agar masyarakat lebih paham mengenai efek yang di timbulkan dari pornografi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M.Pd juga menyampaikan arahan serta membuka secara resmi penyuluhan sosial. Selain itu dalam arahannya mengatakan trimakasih kepada seluruh peserta penyuluhan sosial karena nanti diharapkan dapat menjadi duta di tengah masyarakat. Mestinya organisasi perempuan ada perhatian terhadap nasib perempuan serta korban pelecehan. Beliau juga mengatakan saat ini sudah ada solusinya, langkah pertama adalah di bentuknya peraturan adat. “Perlu di bentuk lagi BMA untuk mendirikan adat” terang Junaidi.
Langkah kedua ustad ikut bertanggung jawab untuk mensosialisasikan serta memberikan pemahaman agama kepada masyarakat. “Pelajaran agama di sekolah cuma 10 persen dan sisanya di pelajari di luar” tambahnya. ■ jlg

Tinggalkan Balasan