SANUR, HR – Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa perempuan merupakan sosok yang penting dalam tatanan kehidupan, baik dalam lingkup terkecil keluarga inti, maupun lingkup besar kenegaraan.
Kendati telah digembar-gemborkan di berbagai media sosial dan acara peringatan, Kedutaan Besar Australia memandang perlu untuk mengadakan perayaan tersendiri di kediaman Duta Besar Australia, Dr Helena Studdert, Jumat (14/03/2019) lalu.
“Tema yang kami angkat adalah ‘More Powerful Together’ dengan harapan dapat memotivasi teman, kerabat kerja, serta komunitas kami agar berdaya dalam menentukan arah pilihan hidup serta menyelaraskan pikiran, tindakan, dan posisi gendernya dalam masyarakat,” jelas Studdert dalam sambutannya.
“Pemerintah Australia berkomitmen dalam hal kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan untuk mengimbangi pembangunan dan peraturan luar negeri. Kami juga turut memperjuangkan suara perempuan dalam pengambilan keputusan pemerintahan, meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, serta menekan angka kekerasan terhadap perempuan,” lanjutnya.
Dalam acara dengan konsep pesta minum teh tersebut, selain mengundang Lembaga Beasiswa Pelatihan Perempuan ROLE Foundation Bali Wise, Kedutaan Australia turut mengundang Ni Komang Sariadi, Direktur Yayasan Sari Hati yang bergerak dalam bidang pendidikan untuk anak-anak Bali yang mengalami cacat mental.
“Kami menyadari bahwa perempuan merupakan elemen penting dalam masyarakat yang dapat melakukan sesuatu, melakukan tindakan tertentu, serta memberi motivasi tersendiri secara menyeluruh utamanya dalam hal pendidikan,” ujarnya lagi dalam sambutan.
“Besar harapan kami, kepada seluruh perempuan baik perempuan Bali maupun perempuan Indonesia secara umum, budaya patriarki yang bergulir tidak menghentikan kita dalam melakukan kebaikan dan tindakan yang diperlukan untuk kemaslahatan bersama,” tutupnya. dhiana
