KLATEN, HR – Ujian penjaringan perangkat desa tinggal hitungan hari tepatnya dilakukan serentak pada tanggal 29 April 2018 mendatang. Hal itu dilakukan untuk pengisian kekosongan perangkat desa di sejumlah wilayah di Klaten.
Namun moment tersebut mulai terusik dengan kemunculan oknum-oknum yang menawarkan bisa menjamin meluluskan dengan tarif cukup fantastic. Tak tanggung-tanggung tarif kursi untuk sebuah jabatan di desa tersebut mencapai 40-150 juta rupiah.
Kabar tersebut makin kencang berembus memasuki tahap penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) perangkat desa bulan lalu. Tak hanya di kalangan pelamar yang sudah mendaftar, kasak-kusuk penawaran kelulusan juga berasal dari salah seorang Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa (TP3D) di wilayah Kecamatan Delanggu.
“Ada salah seorang oknum TP3D menawari saya dan bilang kalau mau lulus ujian perangkat desa untuk menyiapkan uang sebagai syarat kelulusan, ada sekitar sepuluh orang ditawari fasilitas kemudahan lulus dengan jalan pintas, tahap awal menitipkan uang untuk Dp sebesar Rp 5 juta dan sisanya setelah ada kejelasan lulus tes.” ujar JM (34) , salah satu warga di Kecamatan Delanggu.
Daerah Klaten khususnya wilayah Delanggu yang lebih akrab disebut Lumbung Padi sebagai penyanggah pangan ini memang dikenal dengan tanahnya yang subur serta bengkoknya yang luas. Tak heran rumor Ubo Rampe (mahar) yang dipatok sangatlah tinggi hingga ratusan juta rupiah dari pilihan Kepala Desa sampai penjaringan Perangkat Desa.
“Saya tertarik menjadi perangkat desa karena penghasilannya cukup lumayan, ada yang cerita saya kalo modal Rp 100-200 juta tidak rugi, itung-itungannya kalau desa di sini bengkok carik bisa mencapai 3-4 hektar dapat mengasilkan kisaran Rp 50-60 juta/tahun, belum lagi gaji bulanan dari pemerintah,” pungkas JM, saat berbincang dengan wartawan. ani sumadi