Jalan Provinsi Kab Melawi Tergenang Hujan

oleh -479 views
oleh
MELAWI, HR – Saluran tidak berfungsi di Kota Juang Nanga Pinoh Kabupaten Melawi (Kalbar) banyak ditemukan. Saluran itu kebanyak tersumbat oleh sampah, sehingga saat hujan turun dalam skala kecil pun, jalan di Kota Juang Nanga Pinoh langsung terendam banjir.
Berdasarkan pantauan Wartawan HR, Kamis (5/10/17), didapati salah satu kendala saluran drainase serta gorong-gorong di Jalan Provinsi Sintang Pinoh di daerah Desa Tanjung Tengang. Penyumbatan tersebut terjadi akibat saluran yang dibangun pemerintah Kabupaten Melawi tidak sesuai volume, sehingga menyebabkan penyempitan dan tidak dapat menampung curah hujan berskala kecil.
“Saat intensitas hujan meningkat dapat memicu terjadinya banjir akibat genangan air meluap bahkan menutupi badan jalan,” ujar warga setempat.
Hal ini juga dikeluhkan beberapa warga yang rumahnya tepat berada di dekat drainase yang tersumbat. Salah seorang warga yang tinggal di dekat jalan tersebut, mengaku jika seminggu yang lalu drainase yang berada di samping rumahnya sudah tertutup.
Namun, penyumbatan kembali terjadi saat hujan turun. Sehingga membawa tumpukan sampah yang berasal dari pemukiman di belakang rumahnya ke parit yang lebarnya sekitar 1 meter dengan lobang saluran berdiameter 40 cm.
Akibatnya, kata warga, tak jarang dari tumpukan sampah yang berada di saluran drainase itu mengeluarkan bau yang tak sedap. Maka dari itu, warga berharap kepada pihak pengelola UPJJ baik Provinsi maupun Kabupaten agar selalu melihat skala prioritas saat perencanaan serta penganggaran sarana dan prasarana di Kab Melawi.
Lanjutnya, tak jarang air dari parit naik ke ruas jalan sehingga mengakibatkan jalan tersebut licin dan dapat membahayakan para pengguna kendaraan.
Hal ini tentu tidak sebanding dengan perkembangan pembangunan yang ada di Kabupaten Melawi Desa Tanjung Tengang saat ini, terlebih lagi sejak menjadi kota kabupaten, jika penyumbatan drainase yang terjadi merupakan tanggung jawab semua pihak.
“Bukan hanya karena sampah saja penyumbatan terjadi, tapi juga parit kita ini perlu ditata kembali,” tegasnya.
Parit yang tertimbun tanah menyebabkan air tidak dapat mengalir ditambah lagi sampah yang bersumber dari masyarakat yang tidak dibuang pada tempatnya.
“Kadang warga mencucuk lubang gorong-gorong dan parit yang tertutup, kita gali lagi nambah kerjaan lagi. Jadi kalau mau menata parit jangan tanggung-tanggung, ya kalau mau secara total sehingga tidak terjadi penyumbatan drainase,” pungkasnya. abd


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan