HUT Banten ke-24, Abraham Laksono dan Misi Besar untuk Masa Depan Banten

oleh -4 Dilihat

TANGERANG, HR – Ditengah dinamika politik Indonesia yang terus berkembang, suara Generasi Z, semakin mendapatkan tempatnya di panggung legislatif. Salah satu sosok yang menjadi sorotan adalah Abraham Garuda Laksono, anggota DPRD Banten dari Partai PDI Perjuangan. Diusia 23 tahun, Abraham tidak hanya mewakili generasi muda, tetapi juga mencerminkan harapan dan aspirasi yang mendalam dari kaum muda di tengah tantangan yang dihadapi, termasuk perubahan iklim, ketidakadilan sosial, dan akses pendidikan yang lebih baik.

Dalam konteks peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Banten ke-24 tahun 2024, komitmen Abraham menjadi sorotan bagi banyak kalangan, terutama generasi muda. Sebagai putra dari politisi senior Ananta Wahana, Abraham memiliki warisan politik yang kuat, namun ia berusaha untuk tidak terjebak dalam pola pikir lama.

“Saya percaya bahwa kita harus menghadapi tantangan masa kini dengan cara yang inovatif dan kreatif. Generasi muda memiliki pemikiran yang segar dan solusi yang dapat diimplementasikan untuk masalah yang ada,” ungkap Abraham saat usai menghadiri Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Banten dalam Rangka HUT Banten ke-24, Jumat, 4 Oktober 2024.

Abraham mendapatkan pendidikan di James Cook University, Singapura, yang memberinya wawasan global dan pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu, yang mempengaruhi generasi mudanya. Pendidikan yang baik adalah salah satu isu penting yang selalu diangkatnya.

“Akses pendidikan yang berkualitas harus menjadi hak bagi setiap anak di Banten. Kami harus berjuang untuk menggugah perhatian pemerintah tentang pentingnya pendidikan yang tidak hanya sekadar teori, tetapi juga praktik yang relevan dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.

Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Banten dalam Rangka HUT Banten ke-24, Jumat, 4 Oktober 2024.
Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Banten dalam Rangka HUT Banten ke-24, Jumat, 4 Oktober 2024.

Perubahan iklim dan ketidakadilan sosial adalah tantangan besar yang dihadapi oleh Generasi Z, dan Abraham tidak ragu untuk mengangkat isu-isu tersebut dalam setiap kesempatan. Ia menyadari bahwa generasi muda adalah yang paling terdampak oleh konsekuensi dari perubahan iklim yang terjadi saat ini.

“Kita sebagai generasi penerus harus mengambil langkah nyata untuk melindungi lingkungan. Ini bukan hanya tentang kita, tetapi juga tentang masa depan anak-anak kita nanti,” tegasnya.

Dalam konteks HUT Banten, Abraham menekankan pentingnya mendengarkan suara pemuda. Ia berkomitmen untuk menjadi jembatan antara pemerintah dan komunitas pemuda, serta mendorong partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.

“Suara pemuda harus didengar. Mereka adalah agen perubahan yang mampu membawa perspektif baru dalam setiap kebijakan yang diambil. Saya ingin memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan tidak hanya mencerminkan kepentingan politik, tetapi juga kebutuhan serta harapan generasi muda,” katanya.

Pentingnya keterlibatan pemuda dalam politik adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Abraham berusaha untuk menciptakan ruang bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik. Ia percaya bahwa pemuda harus dilibatkan sejak proses perencanaan hingga evaluasi kebijakan.

“Saya ingin mendorong pemuda untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam proses pengambilan keputusan. Mereka perlu tahu bahwa suara mereka sangat berharga,” tegasnya.

Abraham juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan politik bagi generasi muda, “Kita perlu membekali pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami politik dan proses pengambilan keputusan. Ini akan membantu mereka untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan aspirasinya,” ujarnya.

Ia berharap dengan adanya pendidikan politik yang memadai, generasi muda dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Dalam pandangannya, keberagaman dalam perwakilan politik sangat penting. Abraham berkomitmen untuk mendorong kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas pemuda, dalam menciptakan kebijakan yang inklusif.

“Kita harus membuka lebih banyak ruang untuk dialog antara pemerintah dan masyarakat. Setiap kelompok memiliki perspektif. •erwin tb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.