GARUT, HR – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Garut dan Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) Cabang Garut menggelar seminar nasional bertema Food Summit 2024, Rabu (04/09/24), di Ballroom Fave hotel jalan Cimanuk No. 338, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa nara sumber diantaranya mantan Bupati Garut H. Rudy Gunawan selaku ketua DPD HKTI Jawa Barat, Ir. H. Entang Sastraatmaja selaku Ketua Harian HKTI Jawa Barat, pasangan balon Bupati dan Wakil Bupati Garut Tahun 2024 yakni pasangan Helmi Budiman-Yudi dan Abdusy Syakur Amin-Putri Karlina.
Seminar nasional bertema Food Summit 2024 digelar dengan konteks menguji nalar arah kebijakan calon pemimpin Kabupaten Garut dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Menurut ketua panitia penyelenggara Jayadi Supriadin, S.Pt, kepada rekan Pers mengatakan bahwa, acara ini merupakan seminar nasional kolaborasi HKTI bersama HA-IPB Garut dalam menjaga ketahanan pangan bertema Food Summit 2024.
“Selain seminar nasional Kolaborasi ini juga menghadirkan beberapa nara sumber diantaranya termasuk dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Garut Tahun 2024, dengan tujuan menguji nalar arah kebijakan calon pemimpin Garut”.
Selain para nara sumber, kata Jayadi, seminar ini juga diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai asosiasi dan himpunan pertanian.
“Sekitar lebih dari 200 orang peserta ikut dalam acara ini yang terbagi dalam asosiasi dan perhimpunan.”
Jayadi berharap bahwa ketahanan pangan di Kabupaten Garut bisa terus meningkat di banding tahun-tahun sebelumnya.
“Mudah-mudahan indeks ketahanan pangan di Kabupaten Garut terus meningkat sehingga ketahanan pangan bisa tercukupi dengan baik di masa yang akan datang,” tandas Jayadi.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024, dr. H. Helmi Budiman yang merupakan mantan Wakil Bupati dalam sambutannya mengatakan bahwa, sektor pertanian akan tetap menjadi prioritas pembangunan ekonomi kabupaten Garut yang akan kita teruskan dan lanjutkan.
“Dilihat dari letak geografis dan mata pencaharian Kabupaten Garut, ini menjadi keunggulan untuk pembangunan ekonomi serta mengangkat perekonomian di Kabupaten Garut.”
Menurut Helmi berkenaan dengan kemiskinan ekstrim adalah kemiskinan yang kalau tidak kita bantu itu mereka alan sulit mendapatkan kebutuh dasar.
“Kemiskinan ekstrim itu adalah kemiskinan yang tingkat pengeluarannya kurang dari Rp.12ribu/hari,” ujar Helmi.
Helmi menjelaskan bahwa prinsip dasarnya tentang ketahanan pangan sama yakni tidak ada satu pun masyarakat kita yang tidak makan, dan tidak ada satu pun masyarakat kita yang dapurnya tidak bisa masak/dapurnya tidak mengeluarkan asap.
“Ini bukan sekedar kemampuan masyarakat saja, akan tetapi bagaimana pemerintah memberikan bantuannya kepada masyarakat yang memang benar-benar miskin,” jelas Helmi.
Helmi menegaskan bahwa Pemerintah pusat menilai pemerintah Garut itu memiliki beberapa keunggulan-keunggulan.
“Ada lima hal keunggulan diantaranya, terhadap kemiskinan ekstrim, terhadap stunting, terhadap inflasi, belanja komponen dalam negeri, dan kita mendapatkan perhatian karena kita dapat membelanjakan/mempercepat anggaran APBD, sehingga alhamdulilah pemerintah Kabupaten Garut pernah mendapatkan insentif tertinggi se-Indonesia oleh pemerintah pusat,” tegas Helmi.
Sementara itu, Abdusy Syakur Amin, dalam sambutannya mengatakan bahwa, berbicara pertanian dan ketahanan pangan bukan berbicara tentang menanam tanaman, akan tetapi kita berbicara tentang hidup kita.
“Ketahanan pangan merupakan eksistensi bagi manusia, kalau tidak ada pangan ya pasti mati, begitu juga berbicara suatu negara, tidak ada negara yang kuat kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya,” jelas Syakur Amin.
Abdusy Syakur Amin menjelaskan bahwa ketahanan pangan sangatlah penting terdapat indikator-indikator dan juga pengenalan kerawanan dalam ketahanan pangan diantaranya yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan kebermanfaatan.
“Ketersediaan misalnya kita tidak usah punya tanaman sendiri tergantung musim, import pun tidak masalah yang jelas ketersediaannya ada, keterjangkauan adalah bagaimana masyarakat bisa mudah mendapatkan/membeli dimana dan kapan saja, dan kebermanfaatan tentang bagaimana masyarakat bisa langsung mendapatkan manfaat dari pangan itu sendiri,” tutur Syakur Amin.
Abdusy Syakur Amin menegaskan bahwa, apabila ingin meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Garut bangkitkan juga kemampuan ekonomi masyarakat Garut.
“Kontribusi PDRB itu didominasi oleh sektor pertanian, jadi bagaimana cara kita menaikan daya tahan dan indeks kesejahteraan petani itu sendiri,” tegas Syakur Amin.deni