Himpitan Ekonomi, Aminah Santap Beras Bulog Berkutu

oleh -1.4K views
oleh
Beras Bulog terlihat kutu.

NATUNA, HR – Mengantisipasi kelangkaan beras yang terjadi baru-baru ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Natuna bekerjasama dengan Badan Usaha Logistik (Bulog) Cabang Natuna, menggelar Operasi Pasar Beras murah di kecamatan se-Pulau Bunguran Besar.

Berdasarkan pantauan HR, harga per kantong beras Bulog seberat 5 kg dijual Rp 45.000. Artinya, harga 1 kg beras dibandrol Rp. 9000.

Memang jika dibandingkan dengan harga beras Bulog Premium yang dijual Warung Sembako seharga Rp 13.000, beras bulog operasi pasar terpaut Rp 3.500 lebih murah.

Aminah (37), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kota Ranai, Kabupaten Natuna, mengaku turut membeli beras dalam operasi pasar beras murah oleh Bulog, belum lama ini.

Meskipun kutu-kutu sudah menghuni beras tersebut, namun Aminah tetap mensyukuri masih dapat memakan nasi bersama keluarganya.

Tidak peduli dampak penyakit yang akan dirasakannya nanti, terpenting perut sekeluarga tak “teriak” lapar lagi.

“Ya, mau gimana lagi, Mas. Cari uang susah, ada beras murah begini kami bersyukur, kalau bisa setiap hari ada beras murah begini, kalau masalah kutu nanti cuci aja berkali-kali sampai bersih” ucap Aminah kepada HR, Rabu (6/3).

Aminah hanya satu dari sekian ibu rumah tangga kurang mampu lainnya yang membeli beras murah berkutu milik bulog untuk mengisi perut setiap hari.

Alasannya rata-rata sama, yakni karena himpitan ekonomi keluarga, untuk membeli beras premium dengan harga Rp 14.000 per kilo dirasakan cukup berat.

Operasi pasar beras bulog murah, diakui masyarakat Natuna sangat membantu, khususnya bagi warga kurang mampu.

Namun, sebagian kalangan juga menilai beras bulog yang dijual ke warga sudah tidak terjamin lagi mutu dan kualitas nya karena sudah dipenuhi kutu.

Kabulog membantah
Menyikapi itu, Kepala Bulog Natuna, Ruyun Rajab Panjaitan, mengklaim tidak ada efek samping bagi kesehatan jika mengkonsumsi beras berkutu. Menurutnya, munculnya kutu pada beras merupakan ciri beras masih alami tanpa zat kimia.

“Kutu itu kan memang muncul dari sananya, tanda beras masih alami. Nanti juga waktu mau dimasak, kan dicuci dulu sampai bersih, jadi tidak ada lah itu efek pada kesehatan” ujar Ruyun Rajab.

Dikutip dari berbagai referensi, diketahui beras berkutu sudah kehilangan nutrisinya karena telah diserap kutu, selain itu rasa nasi pun menjadi tawar dan baunya tidak harum. Bagi sebagian orang, kutu yang tertelan juga dapat mengakibatkan alergi.

Keseriusan pemerintah dalam membantu rakyat miskin, sepertinya masih patut dipertanyakan. Karena sejatinya, seluruh rakyat dapat menikmati beras berkualitas seperti yang disantap para pejabat negara, bukan beras berlabel murah tanpa kualitas dan “gratis” kutu di dalamnya. fian

Tinggalkan Balasan