PANGKALPINANG, HR – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Forum masyarakat nelayan Teluk Kelabat dan Pulau Dante bersama OPD terkait dan PT Timah. Senin,(25/11)
RDP yang dipimpin oleh Aksan Visyawan mendengar seperti apa kronologis tentang aktivitas tambang timah ilegal yang terjadi di Teluk Kelabat dan Pulau Dante yang disampaikan perwakilan nelayan Teluk Kelabat Mulyono
“Kami dari forum nelayan teluk kelabat dalam, melakukan hal ini karena selama ini perjuangan kami sebagai nelayan selalu tidak dihiraukan dan menjadi korban atas aktivitas tambang timah ilegal dilaut kami,” ungkapnya
Mulyono juga menjelaskan perjuangan ini bukan baru kali ini dilakukan sudah dari tahun 2020 sampai perda RZWP yang telah disahkan,tapi aktivitas tambang timah ilegal jenis ponton isap produksi semakin merajarela.
“Padahal Teluk Kelabat dan Pulau Dante ini jelas bukan lagi zona tambang, tapi kami forum nelayan teluk kelabat dalam masih belum bisa untuk melakukan aktivitas kami sebagai nelayan,” tegasnya
Selajutnya hal ini mendapatkan respon dari Anggota DPRD Babel Fraksi Gerindra Himmah Olivia yang merasa geram atas aktivitas tambang timah ilegal di teluk kelabat yang telah mengusik aktivitas para nelayan di Babel.
“Saya bingung dengan PT Timah ini, sebenarnya mereka ini “buta atau tuli” dengan aktivitas tambang ilegal diwilayah mereka, sehingga para nelayan yang menjadi korban,” ujarnya
Himmah Olivia juga menyingung keberadaan APH terhadap aktivitas tambang timah ilegal yang dilakukan oleh orang asing yang melakukan pertambangan diwilayah zero tambang
“Kemana APH yang ada di Bangka dan Bangka Barat, kenapa aktivitas tambang timah ilegal tumbuh subur diwilayah zona tambang teluk kelabat dan pulau dante. Ada apa ?,” tanya Politis Partai Gerindara tersebut
Hal senada juga disampaikan oleh Rina Tarol yang selama ini sangat keras dengan PT Timah karena banyak IUP mereka ditambang oleh penambang ilegal dan hasil pasir timah pun tidak masuk ke PT Timah
“Lagi-lagi berulah belum selesai laut Berigak, kini muncul lagi teluk kelabat dan pulau dante, kenapa PT Timah selalu membiarkan penjarahan pasir timah yang seharus punya PT Timah tapi pasir timahnya tidak pernah masuk ke PT Timah,”cetusnya dengan geram
Srikandi partai Golkar ini juga dengan keras mengatakan selama ini semua nelayan selalu mengeluh kepada DPRD Babel karena tidak ada kejelasan PT Timah yang terkesan membiarkan aset mereka dirusak dan dibiarkan begitu saja
“Ini akan menjadi tugas kami, bagaimana menyelesaikan permasalahan ini dan harus ada keputusan agar nelayan tidak selalu menjadi korban lagi. PT Timah kenapa kalian takut dengan penambang ilegal itu aset kalian tapi hasilnya dijual keluar,” tutupnya. agus priadi