MAMUJU, HR – Berupaya terus mendukung dan mempertahankan eksistensi adat dan tradisi kerajaan Mamuju, Bupati Mamuju H Habsi Wahid terus melakukan beragai upaya, salah satunya dilakukan ningrat bergelar baligau dungkait tapalang ini melalui prosesi pernikahan putra bungsunya yang akan digelar di hotel dMaleo Mamuju pada Tanggal 23 februari 2019.
Habsi membuktikan lewat prosesi awal pernikahan putranya berupa gelaran adat mekalantigi, yang dilaksanakan jumat (08/02/2019) sangat sakral dan meriah di balut dengan kemasan budaya Mamuju yang melibatkan tokoh-tokoh adat hingga maradika (raja red) Mamuju, sehingga naunsa etnik sangat kental mewarnai jalannya prosesi tersebut.
“Pernikahan anak kami selain sebagai suka cita keluarga, ini juga dapat kita jadikan sebagai salah satu langkah untuk mempromosikan kembali adat istiadat Mamuju sebagai kekayaan kita yang harus dipertahankan,” papar Habsi.
Diuraikan keinginannya untuk memperkenalkan Budaya kerajaan Mamuju lebih dimotifasi rasa keprihatinan akan eksistensi adat salah satu kerajaan yang secara histori memiliki ikatan dengan kerajaan badung di bali ini yang terus tergeser akibat pengaruh budaya luar, namun demikian ia menegaskan keinginannya agar adat Mamuju dapat menjadi tuan rumah di daerah sendiri namun tidak menjadi sekat di dalam masyarakat. “Karena sejatinya adat adalah kekayaan dan kebanggaan dan bukan sebuah klaster sosial yang dapat menimbulkan perbedaan dan perpecahan,” tutupnya.
Maradika Mamuju H Andi Maksum Dai yang dikonfirmasi di kediamannya, mengungkapkan, apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan pemkab Mamuju dalam melestarikan Adat dan Budaya, dirinya menyebutkan telah sangat merasakan dampak dari upaya tersebut salah satunya dengan pelibatan kerajaan dalam berbagai kegiatan pemerintah.
“Dalam waktu dekat Pihak kerajaan Mamuju telah merencanakan akan menggelar festival keraton senusantara untuk lebih memperkenalkan adat dan budaya Mamuju ketingkat nasional, namun tentu ini akan kita singkronkan dengan dinas pariwisata,” kata H Andi Maksum Dai. tia
