DENPASAR, HR – Guru SMAN 1 Denpasar (Smansa), Drs. I Gusti Nyoman Suardika, M.Pd., meraih gelar doktor dalam Rapat Senat Ujian Terbuka Senat Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Selasa (15/3) kemarin. Ujian tersebut merupakan salah satu syarat bagi Suardika untuk menyelesaikan pendidikan S-3 bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP), setelah menjalani kuliah beberapa tahun terakhir atas kerjasama Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Doktor Suardika |
Gusti Nyoman Suardika mempertahankan disertasi berjudul ’’Pengaruh Bentuk Asesmen dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Mengontrol Tingkat Kecerdasan’’, dan dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. Hasilnya, nilai ujian terbuka 3,69, ujian tertutup 3,58, nilai akhir 3,61 dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,59 dengan predikat kelulusan sangat memuaskan. Gusti Nyoman Suardika tercatat sebagai doktor lulusan ke-2.872 di UNJ.
Suami Dra. Ni Ketut Masriani (Guru SMAN 5 Denpasar) dan ayah dari dr. IGN Arika Fermiawan, S.Ked., I GN. Andika Pramudya, S.Kom. dan I GN Primananta P, menjelaskan, disertasi yang disampaikan merupakan hasil penelitian pada SMA megeri se-Kota Denpasar. Sebagai promotor Prof. Dr. H. Djaali, yang saat ini menjabat sebagai Rektor UNJ, sebagai Co-Promotor Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S, Kons., yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Suardika, yang lahir di Desa Pangsan, Kecamatan Petang, 22 Oktober 1962, mengemukakan dengan mengontrol tingkat kecerdasan, bentuk asesmen yang diterapkan dan kecenderungan tipe kepribadian berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar fisika siswa yang diterapkan asesmen otentik lebih tinggi daripada siswa yang diterapkan asesmen konvensional.
Hasil belajar fisika siswa tipe kepribadian extrovert lebih tinggi daripada siswa tipe kepribadian introvert. Untuk siswa tipe kepribadian extrovert hasil belajarnya lebih tinggi bila diterapkan asesmen otentik, tetapi lebih rendah bila diterapkan asesmen konvensional. Sebaliknya, untuk siswa tipe kepribadian introvert hasil belajarnya lebih rendah bila diterapkan asesmen otentik, tetapi lebih tinggi bila diterapkan asesmen konvensional.
Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan implikasi, bahwa bentuk asesmen yang relevan dan kecendrungan tipe kepribadian siswa, menjadi komponen penting untuk pencapaian hasil belajar fisika siswa. Pada pembelajaran saintifik, bagi siswa yang kecenderungannya extrovert lebih cocok pada mereka diterapkan asesmen otentik. Sedangkan bagi siswa yang kecenderungannya introvert lebih cocok pada mereka diterapkan asesmen konvensional.
Kepala SMAN 1 Denpasar, Drs. I Nyoman Purnajaya, M.Pd., menyampaikan selamat atas prestasi yang dicapai Gusti Nyoman Suardika. ’’Segenap keluarga besar SMAN 1 Denpasar mengucapkan selamat atas diraihnya gelar terakhir dalam dunia pendidikan, semoga membawa manfaat bagi kemajuan pendidikan untuk semua,’’ tandasnya. ans