MAROS, HR – Terjadinya banjir di dua lingkungan perumahan, yaitu perumahan Tete’batu dan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, diduga disebabkan karena keberadaan bangunan Grand Mall.
Bagaimana tidak, lingkungan perumahan yang terdapat di belakang grand mall dipenuhi oleh banjir dari air hujan. Akibat dari air hujan yang tertampung tidak dapat teralirkan ke pembuangan utama, karena harus melalui drainase yang dibuat oleh grand mall.
Drainase yang dibuat oleh grand mall sangat kecil, sehingga tidak cukup mengalirkan volume dan debit air, sementara air bertambah terus tiap menitnya.
Ketua RT lingkungan Bontoa, Solong mengatakan saluran pembuangan grand mall terlalu kecil.
“Bahwa banjir di lingkungan saya terjadi karena saluran pembuangan grand mall terlalu kecil, sehingga air lambat pergerakan kepembuangan, sementara debit air hujan yang terus menerus bertambah selama dua hari ini menyebakan perumahan dan rumah warga kebanjiran,” jelasya, Kamis (24/1/2019).
Menurut Pak RT Solong sebelumnya tidak pernah kami mengalami kebanjiran seperti ini.
” Dengan adanya grand mall, sehingga berakibat adanya kejadian banjir seperti ini. Sebab dulu di lokasi bangunan itu memang berfungsi sebagai penyerapan air atau kubangan penampungan air,” ungkapnya.
Ia meyakini setelah adanya grand mall selalu kebanjiran saat terjadi hujan.
“Kami berharap pihak manajemen grand mall dapat melakukan tindakan pelebaran drainaise serta pembersihan saluran pembuangan akhir yang terdapat di depan grand mall,” ujar Solong mewakili masyarakat sekitar.
Dari pantaun HR pada Rabu (23/1) jalan trans provinsi depan grand mall terlihat jelas air menggenangi ruas jalan setinggi pinggang orang dewasa. Sehingga kendaraan tidak bisa melintas melewati ketiggian air didepan grand mall.
Akibatnya kendaraan menumpuk di tengah dan di tepi jalan menunggu surutnya air.
Penyebab terjadinya genangan air di jalan poros tersebut ada yang mengatakan karena pengaruh air pasang atau air kiriman. Pada hal sesungguhnya menurut masyarakat yang berada di sekitar grand mall, tidak demikian, melainkan karena keberadaan grand mall.
Kepala RT Solong menjelaskan bahwa selama ini manajemen grand mall mulai pada saat perencanaan sampai pembangunan, kami kurang di libatkan pada setiap proses.
“Termasuk rencana pengelolaan lingkungan yang kami anggap tidak maksimal,” sebutnya.
Terlebih masalah item item yang terdapat dalam dukumen AMDAL tidak ada kejelasan. Lagi pula untuk apa ada dokumen lingkungan kalau tidak bisa direalisasikan dilaksanakan isi dokumen itu,” tambahnya
Solong menegaskan seharusnya juga OPD yang menangani masalah lingkungan jangan tinggal diam, kasihan kami warga yang bermukim di sekitar grand mall,
“Pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah daerah (bupati Maros) harus tegas terhadap pihak grand mall,” tandasnya.
Terpisah, salah satu aktivis lingkungan yang ada di daerah tersebut, Anchank Dirjapa mengatakan bahwa selama proses perencanaan analisys mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
“Mulai sosialisasi hingga seminar ANDAL, RKL- RPL dianggap tidak sempurna dan terkesan dipaksakan selesai, karena kesiapan opening pihak grand mall. Terbukti pada saat seminar ANDAL, RKL-RPL terakhir kacau dan tidak realistis. Karena berakhir tanpa penerimaan saran dan masukan dari peserta seminar,” bebernya.
“Kami menganggap bahwa dokumen lingkungan tersebut tidak layak mendapatkan SKKL, apa lagi ijin lingkungan. Inilah akibatnya.,” terang Anchank.
Lebih lanjut diutarakan oleh Kepala RT, Solong, bahwa grand mall itu asal lengkap izin untuk segera beroperasi, tidak peduli bagaimana merealisasikan dan mengakomodir setiap kepentingan masyarakat sekitar.
Ini sudah terjadi selama dua tahun tanpa penyelesaian. Meski sudah berkali kali menjalin komunikasi, tapi sampai saat ini belum ada hasil.
“Saya berharap pengambil kebijakan dapat membatu warga kami. Dan orang orang berlindung dibalik grand mall, janganlah selalu memberi informasi kepada pihak manajemen yang sifatnya hoax atau sebatas obat telinga bagi warga,” pesannya.
Kami juga menaruh harapan besar kepada teman l-teman ormas atau Lsm lingkungan hidup yang memiliki kepedulian besar untuk bersama sama mengatasi masalah ini. Kami perlu dukungan penuh, bagaimana caranya tahun depan saat musim hujan tidak terjadi lagi banjir,” pungkas Solong. hamzan