BADUNG, HR – Keprihatinan terhadap kondisi sampah kiriman yang mencemari Pantai Kuta dan Pantai Kedonganan mendorong sejumlah tokoh penting bersama masyarakat untuk turun langsung melakukan “Aksi Bersih Sampah Laut” pada Sabtu (4/1). Acara yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup ini melibatkan lebih dari 2.115 peserta, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Pariwisata, PLT Dirjen Cipta Karya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, serta pejabat daerah seperti PJ. Gubernur Bali, Danrem 163/WSA, Bupati Badung, dan Walikota Denpasar.
Selain itu, aksi bersih ini juga melibatkan berbagai instansi seperti Lanal Denpasar, Lanud I Gusti Ngurah Rai, Polri, DLHK Kab. Badung, dan DKP Kab. Badung. Peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga komunitas lokal turut memberikan kontribusi nyata dalam upaya pembersihan pantai.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa sampah laut bukan hanya masalah lokal Bali, tetapi persoalan Nasional bahkan global. Berdasarkan datanya, sebagian besar sampah laut di Pantai Kuta berasal dari luar Bali, termasuk dari negara lain, yang terbawa arus laut hingga terdampar di pesisir Bali.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama lintas sektor dalam menyelesaikan persoalan sampah laut. Dengan sinergi antara pemerintah, TNI, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan solusi berkelanjutan,” ujarnya.
Di tengah aksi ini, ia juga menyinggung wacana penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang selama ini menjadi lokasi utama pembuangan sampah daerah Sarbagita (Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan). Penutupan TPA Suwung menjadi mendesak karena kapasitasnya yang sudah penuh dan dampak lingkungannya yang semakin mengkhawatirkan. Saat ini, pihaknya sedang mengembangkan fasilitas pengolahan sampah dengan sistem waste to energy sebagai solusi jangka panjang.
“Kami akan menghentikan seluruh TPA yang masih menggunakan metode open dumping, tidak terkecuali TPA Suwung juga akan ditutup,” ujar Hanif
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa akan menargetkan penutupan TPA Suwung di tahun 2026. Sehingga, pihaknya akan bekerja sama dengan Gubernur Bali untuk mempercepat pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut, akan mengatasi permasalahan sampah di TPA Suwung.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyampaikan fenomena sampah kiriman ini menjadi perhatian serius karena dapat mencoreng citra Bali sebagai destinasi wisata dunia. Sampah-sampah tersebut, yang terdiri dari plastik dan limbah domestik lainnya, tidak hanya merusak pemandangan tetapi juga mengancam ekosistem laut.
“Jika ini tidak kita atasi, akan mengganggu lingkungan laut, kesehatan masyarakat, dan pariwisata. Pada akhirnya, mengganggu tujuan kita menuju swasembada pangan, karena nanti banyak sampah daripada ikannya kalau kita tidak bersih-bersih,” katanya.
Aksi bersih pantai ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan pelaku pariwisata tentang pentingnya kebersihan lingkungan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong yang ditunjukkan dalam kegiatan ini, Bali diharapkan mampu terus menjaga predikatnya sebagai pulau dengan pariwisata yang bersih dan berkelanjutan. dyra