Geliat Film Dokumenter Indonesia, Docs by The Sea Incubator 2019

oleh -849 views

BADUNG, HR – Delapan film dokumenter garapan sineas Indonesia masuk dalam kurasi Bekraf untuk mengikuti Workshop Film Dokumenter Docs by The Sea Incubator 2019 bersama dengan karya dari sineas asal Thailand, Myanmar, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Bertempat di Ungasan Bay View, Kuta Selatan, Bali, kegiatan akan berlangsung dari 25 April hingga 2 Mei 2019 dengan tiga fokus/lab, antara lain: Storytelling Lab; Creative Producing Lab dan Editing Lab.

Program Director In-Doc sebagai penyelenggara, Amelia Hapsari menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kedatangan serta keikutsertaan para sineas internasional kawasan Asia Tenggara dalam program pengengembangan kapasitas yang diadakan oleh Pemerintah Indonesia.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antar sineas agar dapat bersaing dalam dunia film dokumenter internasional,” terangnya dalam sesi sambutan.

Selain itu, kegiatan ini juga dikaitkan dengan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik mengatakan, bahwa pihaknya mefokuskan tiap program dan kegiatan untuk pengembangan industri kreatif dalam negeri.

“Workshop film dokumenter salah satunya, merupakan usaha kami dalam menaikkan kapasitas para sineas agar dapat lebih produktif dan dapat menghasilkan karya standar internasional,” jelasnya.

Ricku menyampaikan, bahwa kontribusi ekonomi kreatif bagi perkembangan ekonomi Indonesia mencapai 70 miliar USD, “Menanggapi hal itu maka kami berkomitmen untuk mendukung setiap sektor ekonomi kreatif di Indonesia termasuk dalam pembuatan film dokumenter,” tutup Ricky.

Sebanyak 8 film dari sineas Indonesia yang terdaftar dalam kegiatan ini, berjudul :

a. “1 Man, 33 Children” mengangkat tema perjuangan seorang lelaki yang membantu 33 anak dengan HIV positif.

b. “The Ant and The Elephant” mengangkat tema perjuangan masyarakat Desa Lakardowo dalam melawan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan PT. Putra Restu Ibu Abadi.

c. “Living on The Top of Fault” mengankat tema pengalaman para relawan dalam membantu korban bencana alam gempa bumi di Palu.

d. “Waste of My Plate” mengangkat tema perjalanan sampah plastik dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

e. “The Cochlea Project” mengangkat tema pengusaha dengan disabilitas.

f. “My Big Sumba Family” mengangkat tema budaya masyarakat Sumba dengan 12 istri dan 52 anak.

g. “Chatarina in a Country of Choirs” mengangkat tema perjalanan hidup Catharina (82 tahun) sebagai seorang penyanyi dan perjuangannya dalam membimbing generasi penyanyi setelahnya.

h. “Help is On The Way” mengangkat tema pendidikan bagi tenaga pembantu rumah tangga di Indramayu. gina

Tinggalkan Balasan