Dukung Kemajuan Anak, Maryam Tinjau Langsung Kondisi SMK Negeri 1 Belinyu

BANGKA, HR – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari Fraksi Demokrat, Maryam menggelar kegiatan reses Masa Sidang II Tahun Sidang I pada Senin (19/05/2025) di SMK Negeri 1 Belinyu, Kabupaten Bangka.

Kegiatan ini berlangsung di ruang kelas XII dan dihadiri oleh sejumlah pihak, termasuk Kepala SMK Negeri 1 Belinyu Dewi Permatasari, perwakilan Bappeda Babel, Biro Kesra Babel, komite sekolah, guru, serta para siswa.

Dalam kesempatan tersebut, Maryam menegaskan komitmennya menyerap dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, khususnya dari lingkungan pendidikan.

Sejumlah permasalahan yang disampaikan antara lain tuntutan agar iuran penyelenggara pendidikan (IPP) digratiskan, tunjangan TPP guru tidak dipotong, serta keluhan fasilitas seperti WC, parkiran, musala, ruang kelas, pojok literasi, dan akses jalan ke sekolah.

“Anak-anak harus menjadi maju dan pintar. Namun kita lihat kondisi ruang kelas di sini masih belum memadai. InsyaAllah nanti akan dibangun taman literasi atau taman baca,” ujar Maryam saat berdialog dengan warga sekolah.

Ia juga menyoroti kondisi fasilitas pendukung pembelajaran di SMK tersebut yang dinilai tidak layak.

“Komputer di sini sudah tidak update. Padahal ada jurusan Akuntansi, Manajemen Perkantoran, dan Bisnis Digital, tapi komputer yang digunakan merupakan perangkat lama sejak tahun 2017 dan banyak yang sudah tidak bisa dipakai,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Maryam menyoroti ketiadaan ruang guru, yang mempersulit aktivitas 27 guru di sekolah tersebut.

“Ini akan menjadi salah satu program prioritas yang saya usulkan ke pemerintah provinsi, termasuk fasilitas seperti toilet dan lapangan olahraga yang jauh dari kata layak,” tambahnya.

Maryam juga menyinggung pentingnya pelaksanaan program BLUT (Badan Layanan Umum Daerah Terpadu) di sekolah-sekolah kejuruan agar mereka bisa lebih mandiri dan inovatif dalam menyelenggarakan pendidikan berbasis keterampilan. Soal tunjangan pegawai pun menjadi sorotan.

“TPP yang seharusnya Rp1,3 juta, malah dipotong hingga menjadi Rp700 ribu. Ini menyangkut hak-hak fungsional guru yang perlu diperjuangkan,” tegasnya.

Sementara itu, Lusi Ekawati, salah satu guru SMK Negeri 1 Belinyu, menuturkan sejumlah keluhan seperti tidak adanya ruang guru, lapangan olahraga, rumah dinas, WC yang tak layak, air keruh, hingga kran air yang sering mampet. Ia berharap adanya renovasi gedung sekolah demi kenyamanan belajar-mengajar.

Plh. Kepala SMK Negeri 1 Belinyu, Dewi Permatasari, turut mengapresiasi kunjungan Maryam. “Kami bersyukur dan berterima kasih atas kunjungan beliau. Semoga reses ini membawa manfaat nyata bagi kemajuan SMK Negeri 1 Belinyu ke depan,” tutupnya. agus priadi

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *