DPRD Sumut Lambok Simamora Sosialisasi RANPERDA Di Baktiraja

HUMBAHAS, HR – Anggota komisi C DPRD Provinsi Sumut Lambok Andreas Simamora, melaksanakan Sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Pemajuan Kebudayaan Provinsi Sumatra Utara di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, provinsi Sumatra Utara, Selasa 25 Maret 2025.

Dalam kesempatan ini Lambok Simamora mengatakan banyaknya peninggalan sejarah budaya Batak di Kecamatan Baktiraja. Seperti bius si onom ompu di Bakkara, bius raja na pitu di Tipang yang masih dilestarikan hingga saat ini. Situs-situs bersejarah juga banyak di Baktiraja, juga istana Sisingamangaraja adanya di Baktiraja, ini harus tetap dijaga dan dilestarikan sebagai kebanggaan kita dan juga sebagai pemikat para wisatawan.

Lambok Simamora menambahkan ingin meningkatkan kebudayaan di Baktiraja. Ia mengapresiasi adanya sanggar musik tradisional Batak yang dikelola oleh bapak Siburian di Tipang, kita akan mendukung ini ke depan, ucapnya. Kehadiran kami di Baktiraja ini untuk mengetahui secara langsung bentuk support seperti apa yang dibutuhkan pegiat seni dan budaya yang bisa kita berikan dari pemerintahan Provinsi Sumatra Utara.

Pada kesempatan sosialisasi ini, Lambok Andreas Simamora membawa seorang narasumber bidang seni musik dan budaya tradisional Batak yaitu bapak Martahan Sitohang. Martahan Sitohang sudah bertahun-tahun menggeluti dunia seni musik tradisional Batak, ia sudah memperkenalkan musik tradisional Batak ke mancanegara, empat puluh lima negara di seluruh dunia, sudah dia lawat dalam rangka memperkenalkan musik tradisional Batak.

Martahan Sitohang memainkan alat musik Tulila pada pertemuan ini. Tulila adalah alat musik tiup tradisional Batak, di mana alat ini sudah sangat jarang digunakan dan orang yang mahir menggunakannya juga sudah semakin sedikit. Martahan Sitohang ingin, generasi muda lebih peduli dan giat dalam mempelajari alat-alat musik tradisional Batak supaya musik-musik tradisional Batak tetap lestari dan tidak punah ke depan.

Martahan Sitohang menambahkan, budaya Batak bukan hanya tentang adat pesta pernikahan dan adat istiadat. Lebih dari itu, musik tradisional juga sebuah budaya tradisional. Musik tradisional Batak mampu membangun karakter, membina mental dan moral, tambahnya.

Martahan Sitohang bercerita tentang beberapa generasi muda yang dia bina, sudah menjadi mahasiswa-mahasiswi di beberapa universitas terkemuka bahkan universitas mancanegara. Mereka bisa menjadi duta-duta musik dan budaya Batak di mana mereka berada, ucapnya. Mereka sudah bisa memperkenalkan musik tradisional dan juga budaya Batak ke dunia luar. Dia berharap semakin banyak generasi muda yang memberikan perhatian untuk belajar seni musik tradisional dan juga ke depan semakin baiknya infrastruktur untuk hal ini.

Ia menambahkan; banyak warisan-warisan baik leluhur kita yang harus kita jaga dan lestarikan. Seperti bius. Bius adalah sebuah organisasi, sebelum adanya pemerintahan seperti sekarang ini, bius yang mengatur sistem dalam masyarakat adat Batak, ucapnya. Jika di Harianboho ada bius si opat tahi, di Bakkara ada bius si onom ompu dan di Tipang ada bius raja na pitu.

Warisan-warisan leluhur kita bermacam ragam, ucap Martahan Sitohang. Ada bidang ilmu pengetahuan, aksara batak, seni musik, gondang dan tortor, tonggo-tonggo dan lain-lain. Semua warisan leluhur ini harus kita jaga dan lestarikan dan juga harus kita wariskan kepada generasi selanjutnya supaya tidak punah, ucapnya.

Harapannya ke depan, melalui pertemuan sosialisasi yang dilakukan oleh Lambok Andreas Simamora ini, semakin ada sinergi antara pemerintah dan pegiat seni dan budaya di Sumatra Utara khususnya Batak di dapil IX ini dalam menjaga, merawat dan memajukan budaya dan tradisi Batak ini. Melakukan regenerasi supaya bibit-bibit baru, generasi-generasi baru bertumbuh dan bermunculan dalam menjaga, merawat budaya tradisional kita, tutup Martahan Sitohang. sihar,lg

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *