DMI DKI Kritik Konsep Sodaqoh Yusuf Mansyur

oleh -460 views
oleh
Puspo Wardoyo
JAKARTA, HR – Dewan Masjid Indonesia (DMI) provinsi Jakarta menggelar dialog yang bertemakan “Dibalik Sesatnya Sodakoh” dihadiri oleh tokoh agama, ustadz serta para ulama bertempat di komplek Islamic Center Jalan Kramat Raya Jakarta Utara, Kamis (2/5/2015).
Hal ini dilakukan karena banyaknya pengaduan dari sejumlah jama’ah yang merasa dirugikan oleh konsep sedekah yang digagas Yusuf Mansyur. Ketua DMI H Syamsuddin menilai apa yang dilakukan oleh ustadz pebisnis tersebut sudah melenceng dari konsep-konsep sodaqoh yang sebenarnya. Untuk itu DMI mengecam tindakan-tindakan dan konsep sodaqoh yang dilakukan oleh Yusuf Mansyur.
Menurut Syamsuddin dalam dialog ini, DMI memberikan pemahaman tentang tatacara sedekah yan benar menurut ajaran agama Islam hingga tidak ada kemungkinan orang-orang yang menipu mengatasnamakan sodaqoh dan melakukan hal yang sembrono tentang penafsiran sodaqoh.
Syamsudin menghimbau kepada para tokoh agama serta masyarakat luas agar tidak mudah percaya dengan sodaqoh yang mengatasnamakan sedekah dengan iming-iming/janji-janji akan mendapat persenan setiap tahunnya.
Seperti diungkapkan oleh Puspo Wardoyo salah satu pengusaha Ayam Bakar Wong Solo yang sudah pernah tergiur iming-iming yang mengatasnamakan sodaqoh. Menurutnya apa yang telah dilakukan oleh Yusuf Mansyur jelas telah keluar dari garis konsep Islam tentang sodaqoh. Karena dalam Islam sodaqoh itu sunnah.
Puspo juga bercerita mengenai praktik sedekah dan patungan usaha yang digulirkan Yusuf Mansyur. Soal sedekah, kata Puspo, selama ini Yusuf Mansur menarik dana dari masyarakat tanpa dijelaskan peruntukannya. “Ya diambilin begitu saja,” ungkapnya.
“Memang ada orang-orang yang sukses setelah bersedekah kepada Yusuf Mansyur. Tetapi lebih banyak yang gagal. Ia pun menyebut beberapa contoh pengusaha yang bersedekah kepada Yusuf Mansyur kemudian usahanya malah jatuh. Tentu hal ini berbeda dengan cerita motivasi yang disampaikan Yusuf Mansyur,” kata Puspo.
Meski keras mengritik dan mengingatkan masyarakat untuk tidak terlibat dalam sedekah dan patungan usaha yang dilakukan Yusuf Mansur, Puspo mengaku tidak memiliki motif apa-apa alias tulus.
Sebagai seorang pengusaha Puspo merasa tidak bersaing dengan Yusuf Mansyur yang seorang ustadz. Ia juga mengaku siap bila harus berhadapan dengan hukum akibat pengakuan-pengakuannya itu. “Ini aku amar ma’ruf nahi munkar, beri peringatan pada masyarakat,” ungkapnya.
Puspo wardoyo menyesalkan dakwah yang dilakukan seorang ustadz yang sudah kondang Yusuf Mansyur yang dengan cara memotifasi agar masyarakat mau bersedekah yang dijanjikan uang sedekahnya akan kembali berlipat-lipat beberapa tahun kemudian. ■ ed

Tinggalkan Balasan