DENPASAR, HR – Menurut data yang telah dikaji oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, tercatat bahwa pada Januari 2025 Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dari Desember 2024 (month to month). Sedangkan year on year dibandingkan Januari 2024, mengalami inflasi sebesar 2,41 persen.
Plt. Kepala BPS Prov. Bali, Kadek Agus Wirawan mengatakan penyumbang andil deflasi terbesar disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 10,2 persen. Hal itu berkaitan dengan adanya tarif diskon listrik sebesar 50 persen.
“Diskon tarif listrik ini dinikmati oleh banyak orang, sehingga tetap tercatat pada penghitungan inflasi, jadi ini memberikan andil paling besar terhadap deflasi yaitu sebesar minus 1,43 persen,” ungkapnya pada Senin (3/2).
Lebih lanjut Agus mengungkapkan komoditas canang sari (-0,02 persen), tarif angkutan udara (-0,02 persen), dan komoditas salak (-0,01 persen) juga memberikan andil terhadap deflasi.
Sedangkan 5 komoditas dengan andil terbesar menahan deflasi atau memberikan inflasi terhadap kondisi harga barang jasa secara umum, adalah komoditas cabai rawit yang memberikan andil sebesar 0,39 persen positif. Kemudian cabai merah 0,24 persen, kangkung 0,06 persen, sawi hijau 0,06 persen, dan minyak goreng 0,04 persen.
“Kalau kita lihat inflasi tahun ke tahun menurut kelompok pengeluaran ini, andil yang paling besar adalah dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 8,26 persen dan memberikan andil sebesar 2,54 persen,” jelasnya.
Kemudian Agus menambahkan kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran juga menyumbang inflasi tahunan sebesar 4,7 persen dengan andil sebesar 0,45 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,6 persen memberikan andil sebesar 0,34 persen.
Diketahui pada Januari 2025, Kabupaten Tabanan mengalami inflasi secara year on year sebesar 3 persen atau tertinggi se-Bali. Sedangkan tingkat inflasi terendah secara year on year terjadi di Singaraja sebesar 1,61 persen. Sementara Kota Denpasar mengalami inflasi tahunan 2,49 persen, dan Kabupaten Badung sebesar 2,47 persen. dyra