Dermaga Pribadi di Pantai Mutiara dan Marina Minim Pengawasan

oleh -810 views
oleh
JAKARTA, HR – Pengawasan permukiman warga yang berada di bibir pantai utara Kota Jakarta layak dilakukan pengawasan ketat. Terlebih terhadap permukiman warga yang berada di komplek perumahaan mewah, seperti Pantai Mutiara dan Marina.
Salah satu permukiman di Pantai Mutiara.
Di komplek perumahan itu, sangat mudah dijumpai rumah warga yang dilengkapi fasilitas dermaga pribadi yang dilengkapi yacht maupun speedboad. Keberadaan permukiman warga seperti tersebut, sangat sulit untuk dilakukan pengawasan dari aparat terkait.
Dengan kemewahan yang disediakan oleh pengembang itu, tentu sudah sepatutnya dilakukan pengawasan yang ketat oleh pemerintah.
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat pernah mempertanyakan keberadaan dermaga di perumahan pinggir pantai. Dermaga pribadi tersebut, Djarot juga menganggap ada minimnya pengawasan.
“Itu harus diatur terkait perumahan mewah di Pantai Mutiara dan Pantai Marina. Terutama keluar masuk yacht,” kata Djarot.
Djarot menambahkan bahwa dermaga pribadi yang berada di dalam rumah itu dianggap membahayakan negara. Salah satunya karena tak ada aktivitas yang diketahui saat keluar masuk kapal. Djarot menilai kepemilikan dermaga pribadi tersebut seharusnya tak diperbolehkan.
“Itu masak dia punya dermaga sendiri. Bahaya! Penyelundupan! Siapa yang bisa cek narkoba?” ucap Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu mengungkapkan pernah memiliki pengalaman berkunjung ke rumah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan melihat kondisi perumahaan mewah yang dilengkapi dermaga pribadi.
Kekhawatiran Djarot tersebut didukung oleh Jaksa Agung, HM Prasetyo, menjelaskan, bahwa barang-barang haram tersebut masuk ke tanah air bukan melalui bandara atau pelabuhan resmi.
“Sekarang ini, masuknya bahan-bahan narkoba ke Indonesia bukan lagi melewati bandara, maupun pelabuhan resmi lainnya. Tetapi melalui dermaga (pribadi) seperti ini,” ujar Prasetyo.
Menurutnya, narkoba tersebut dipasok melalui jaringan pelabuhan tikus atau lewat jalur laut yang tidak resmi dan minim penjagaan petugas keamanan. Bahkan bisa saja melalui pantai yang memang biasanya jarang dilakukan pengawasan.
“Tetapi melalui jaringan-jaringan pelabuhan-pelabuhan tikus, atau bahkan malah pantai-pantai yang tidak terjaga dan terawasi,” tegas Prasetyo.
Kondisi perumahan mewah di pinggir pantai yang dibangun dengan fasilitas dermaga pribadi tersebut, dicenderungi sebagai kawasan permukiman rawan penyelundupan narkoba.
Ketum DPP Lembaga Pemantau Aparatur Negara (LAPAN), Gintar Hasugian, menjelaskan bahwa wilayah kepulauan cenderung dengan maraknya aksi penyelundupan seperti di Kabupaten Kepulauan Karimun Provinsi Kepri. Di bibir pantai di wilayah itu, ungkap Gintar, warga membangun rumah yang dilengkapi dermaga tradisional, dan hasilnya bahwa daerah itu disematkan sebagai daerah sarang penyelundup.
Sebab, ungkap Gintar, aksi penyelundupan di wilayah Kabupaten Kepulauan Karimun mayoritas dilakukan di dermaga pribadi.
“Perumahan mewah di Pantai Mutiara dan Pantai Marina juga menggambarkan situasi di Kepulauan Karimun, aksi penyelundupan dan pasokan narkoba mungkin juga terpasok dari permukiman itu,” tegas Gintar. kornel


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan