Dengan Perawatan dan Pengobatan, Dinkes Majalengka Bertekad ODGJ Bebas dari Pasung

oleh -453 views
Dengan Perawatan dan Pengobatan, Dinkes Majalengka Bertekad ODGJ Bebas dari Pasung.

MAJALENGKA, HR – Sampai tahun 2019 Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka mencatat ada sedikitnya 1.100 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Rata rata penderita ganguan jiwa diakibatkan faktor bawaan 60% dan sebagian karena faktor masalah kehidupan dan depresi.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka H. Alimudin, S.Sos,M.Kes. Saat menyambut pemulangan orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) di Aula Dinas kesehatan Majalengka Senin, (13/01/2020).

Pada tanggal 17 Desember kemarin kita telah mengirimkan 32 orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) untuk dilakukan pengobatan di RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor.

“Dan selam 21 hari di rawat di sana Alhamdulilah hari ini mereka kembali dengan banyak perubahan mereka udah kelihatan normal tapi perawatan masih kita lakukan dengan pemberian obat secara rutin,” tutur Ali.

Pada tahun 2018 kita melakukan perawatan dan pengobat orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) sekitar 13% dan pada tahun 2019 mencapai 70% telah diberikan pengobatan dan perawat di RS Jiwa.

“Diharapkan dengan pengobatan dan perawatan secara bertahap ini jumlah orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) di Majalengka akan berkurang. Sekaligus merealisasikan tekad Majalengka bebas pasung di tahun 2020,” jelas Ali.

Promotor kesehatan jiwa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Iyep Yudiana mengingatkan, para pasien pasca rawat ODGJ harus rutin meminum obat dan berkonsultasi dengan dokter pada puskesmas maupun rumah sakit setempat.

“Tak lupa, pihak keluarga juga harus menjalin komunikasi hangat dengan pasien pasca rawat ODGJ,” paparnya.

Selain itu, dia meminta pihak keluarga untuk membiarkan pasien pasca rawat ODGJ beraktivitas. Aktivitas yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan dilakukan bertahap.

Kepulangan ke-32 pasien pasca rawat ODGJ Kabupaten Majalengka, sebagian besar dikatakan pulih terkontrol. Fungsi fisik seperti bisa jalan, fungsi sosial seperti bersalaman dan bertegur sapa, mereka bisa lakukan,” tuturnya.

Selama di RSMM sendiri, pasien pascarawat ODGJ memang diberikan aktivitas harian, selain pemeriksaan kesehatan kejiwaan secara rutin juga di berikan bimbingan rohani,  olahraga,  kesenian dan penyaluran hobi mereka.

“Saya berharap fungsikan kembali mereka karena mereka juga punya cita-cita untuk kembali berada di tengah-tengah masyarakat bisa hidup secara normal lagi,” tutur Iyep. leni.s

Tinggalkan Balasan