DENPASAR, HR – Dalam debat publik pertama Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, para pasangan calon diberikan pertanyaan terkait masalah kemacetan. Dimana kemacetan lalu lintas sering terjadi pada pusat-pusat aktivitas di kota Denpasar. Seperti di sekitar pasar, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, dan sekolah. Selain itu, saat ini kemacetan juga terjadi di kawasan pariwisata Sanur, mulai dari Pelabuhan Sanur hingga Mertasari. Hal itu dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap citra Sanur sebagai kawasan pariwisata.
Calon Walikota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra merespon pertanyaan itu dengan menekankan pentingnya transportasi publik. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Apabila transportasi publik berjalan dengan baik, maka masyarakat Denpasar akan berminat untuk menaiki transportasi itu.
“Harapannya tentu hubungan pusat dan daerah ini sangat penting sekali, karena banyak akan membutuhkan underpass-underpass yang sangat mahal, satu underpass itu sekitar 300 miliar, tentu selarasnya pusat dan Denpasar ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi kemacetan,” tutupnya.
Sementara itu, Calon Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, I Nengah Yasa Adi Susanto menyampaikan apabila diberikan mandat oleh masyarakat kota Denpasar, pihaknya tidak akan membangun mall di daerah pariwisata. Dirinya juga tidak akan memberikan izin untuk membangun mall di daerah pariwisata.
“Bila kita membuka mall di sana pastinya akan menambah kemacetan, toko-toko ataupun souvenir-souvenir shop yang ada di sana pastinya akan terdampak karena adanya kemacetan yang luar biasa sehingga mereka tidak akan mendapatkan penghasilan,” jelasnya.
Di lain pihak, Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyampaikan saat menjabat sebagai Walikota Denpasar, pihaknya sudah menghadap Menteri Perhubungan agar Pemkot Denpasar diberikan kewenangan mengelola Pelabuhan Sanur. Apabila diberikan ke Kota Denpasar, dirinya akan memecah kunjungan wisatawan dengan membaginya ke pelabuhan pengumpan lokal seperti di Serangan dan Mertasari.
“Apalagi kita ingin meratakan antara Sanur Utara dan Sanur Selatan,” kata Jaya Negara.
Selain itu, dirinya juga mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membuat jalan tembusan dari Pelabuhan Sanur ke Jalan Prof. Ida Bagus Mantra.
“Kami akan mengusulkan yang pertama kepada pemerintah pusat agar ada jalan tembus dari pelabuhan Sanur ke (jalan) Prof. Mantra, yang kedua kami mempersiapkan jalan juga agar keluarnya itu dari jalan pelabuhan Sanur menuju Jalan Padang Galak,” ujarnya.
Sebelumnya KPU Denpasar menyelenggarakan debat publik pertama antar pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar tahun 2024, Sabtu (19/10). Acara yang diselenggarakan di Prama Sanur Hotel itu dibuka langsung oleh Ketua KPU Kota Denpasar, Dewa Ayu Sekar Anggaraeni.
Dalam sambutannya, Sekar menyampaikan tema debat kali ini adalah “Dinamika dan Tantangan Kota Denpasar Menuju Smart City”. Dalam debat tersebut para pasangan calon menyampaikan visi-misi dan program kerjanya yang diselaraskan dengan RPJPD Kota Denpasar. Selain itu, pasangan calon juga mengemukakan gagasan dan solusi terkait persoalan-persoalan daerah dari pertanyaan yang telah disusun oleh panelis.
“Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi 507.561 pemilih yang akan datang memberikan suaranya di 1.001 TPS se-kota Denpasar pada hari Rabu, 27 November 2024,” ucap Sekar. dyra