Debat Publik Cabup dan Wabup Melawi Kalbar, Bukan Debat Kusir

oleh -515 views
oleh
MELAWI, HR – Pemilukada 9 Desember 2015 semakin dekat, tahapan-tahapan jelang pilkada sudah berjalan, kampanye damai alias kampanye bersama, kampanye dialogis dan Debat Publik seperti yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Daerah Kabupaten Melawi di Pendopo Rumah Dinas Jabatan Bupati, Rabu (28/10).
Panji dan Dadi
Sunarya (Paslon 1) serta 
Firman Muntaco dan Jhon Murkanto (Paslon 2)
Debat Publik yang di moderatori oleh seorang dari kalangan akademisi dipendopo yang di hadiri ratusan undangan berjalan sebagaimana mestinya, yang tentunya debat publik yang lazim disebut debat kandidat itu merupakan salahsatu tahapan jelang pilkada, makanya dalam debat kandidat tersebut bukan sekedar debat kusir yang bertujuan untuk menang kalah dalam debat, tetapi lebih mengarah kepada untuk mengetahui kemampuan intelektual masing-masing kandidat yang akan bersaing dalam mendulang suara dukugan rakyat dalam pemilukada nanti.
Debat kandidat seperti layaknya dengan menyampaikan visi dan misinya sebagai calon bupati dan calon wakil bupati dan menjawab beberapa pertanyaan mederator tentang berbagai hal terkait dengan pencalonan dirinya dan rencana kepemimipinannya atau pandanganya dan pendapat untuk masyarakat dan pemerintahan yang akan di pimpinya nanti di depan audien, tentunya diharapkan akan dapat menjadi tolok ukur dalam menentukan jagoan yang akan dipilihnya dan dapat memperoleh perobahan siknifikan di masing-masing kandidat.
Debat Publik yang melibatkan beberapa media cetak dan media elektronik itu, terlepas dari isi debat kedua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati dengan segala pendapat yang menjadi sebuah argumen dalam acara debat publik di maksud yang tentunya akan dapat menimbulkan parobahan-perobahan signifikan yang dapat menciptakan asumsi-asumsi publik dan argumen-argumen yang didasarkan hasil debat kandidat, maka menjadi lebih penting pasca debat kandidat menjadi sorotan media mengingat suasana dan suara dalam gedung digelarnya acara debat publik yang gelar oleh KPUD Melawi berdasarkan peraturan KPU nomor 7 tahun 2015 tersebut, dimana hasil penelusuran awak media di luar isi debat publik dan visi- misi dari kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Melawi yang akan meperebutkan 160.434 pemilih di kabupaten Melawi itu diluar arena debat pasca debat yang digelar tentusaja terjadi reaksi dan perobahan siknifikan akan ke dua pendukung pasangan calon maupun warga masyarakat simpatisan akan asumsi adan argumen yang penuh kontroversi yang menjadi wahana politik dalam jelang pilkada mendatang.
Debat Kandidat di pendopo yang mana pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut satu, Panji dan Dadi Sunarya, dalam visi-misinya yang berarti akan memimpin dan membangun Kabupaten Melawi dari desa yang artinya dari bawah alias masyarakat dengan memperhatikan aspek kepentingan masyarakat dan pemerintah, demikian juga pasangan nomor urut dua, H.Firman Muntaco dan Jhon Murkanto, yang melanjutkan rangkumanya untuk membangun Melawi dengan 5M, yang sudah dijalankan pada masa jabatannya pada periode sebelumnya yang kini dijabarkan dalam misi dalam pencalonanya pada periode jabatan bupati Melawi tahun 2015-2020 ini.
Dari pemaparan dalam debat dan penyampaian visi-misi yang notabene sama-sama memiliki sudut pandang yang positif dan negatif tergantung dari siapa dan dari mana sudut pandang publik, sehingga membuahkan penafsiran-penafsiran tehadap kedua visi-misi pasangan calon oleh publik, ada yang menafsirkan kedua visi-misi memiliki arti dan tujuan yang sama ada yang melihatnya berbeda bahkan ada yang menafsirkan bahwa setrategis politik dan setrategis kepemimpinan kedua pasangan calon bupati Melawi berbeda, dimana ada yang menafsirka bahwa pasanag nomor urut satu dengan membangun strategis dari bawah ke atas dan pasangan nomor urut dua membangun strategis dari atas ke bawah, namun juga ada yang menganalisir bahwa kedua visi-misi tersebut akan bermuara pada tujuan yang sama, sebagaimana penelusuran media yang ternyata masih ada dalam hal ini orang yang berkontar bijak dengan tetap menghormati demokrasi dengan berpolitik yang sehat dan tidak menciptakan asumsi-asumsi miring untuk kedua pasangan calon Bupati dan wakil bupati sehingga pemilukada benar-benar menjadi sebuh kedaultan rakyat bukan pemerkosaan rakyat. abd

Tinggalkan Balasan