Cegah Tingginya Stunting di Sintang, Bupati Hadiri Kampanye HGN

oleh -1.3K views
oleh
Bupati Sintang saat memberikan pengarahan.

SINTANG, HR – Stunting merupakan balita yang tinggi badannya tidak sesuai dengan umurnya, oleh karena itu, pada hari Rabu (7/2/2018) bertempat di Halaman Indoor Apang Semangai Kompleks Stadion Baning Sintang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang menggelar kegiatan kampanye Hari Gizi Nasional (HGN) pada 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) untuk penurunan stunting dan pencanangan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di Kabupaten Sintang.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Sintang, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, para pimpinan organisasi daerah Kabupaten Sintang serta seluruh para masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut, yang diawali dengan senam massal bersama dan kemudian pencanangan kampanye HGN.

Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan bahwa sebanyak 8,9 Juta anak-anak di Indonesia mengalami stunting, “jadi anak-anak kita ini ada sekitar 8,9 Juta yang mengalami kurangnya tinggi badan dibandingkan dengan umurnya, itulah yang disebut stunting, jadi kita harus mencegahnya dari sekarang, agar anak-anak kita nanti menjadi bangsa pemenang pada 100 tahun Indonesia merdeka.”

Jarot mengungkapkan bahwa sesuai data yang ada di Kabupaten Sintang menunjukkan stunting di Kabupaten Sintang mencapai 28% sementara data dari Departemen Kesehatan itu 44%, “artinya kalau data di Dinas Kesehatan Sintang ada 100 orang anak dari 100 anak tersebut 28 anak itu mengalami stunting, dan kalau data dari Depkes ada 44 orang anak dari 100 anak mengalami stunting di Sintang, jadi ini merupakan angka yang buruk Indonesia.”

Menurut Jarot, stunting merupakan indikator yang paling tajam untuk menilai kadar gizi seorang anak untuk di Indonesia, Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang, “karena pada 1.000 hari pertama dalam kehidupan perlu asupan gizi yang cukup, 270 hari didalam kandungan, 730 hari berikutnya kira-kira berumur 2 tahun lebih harus kita ukur tinggi badannya, jadi di Kabupaten Sintang menunjukkan anak-anak kita masih terancam masalah 1000 hari pertama, ibu hamil kurang mendapat pemeriksaan kehamilan, dan suplay taplet darah, anak-anak kita pada saat kelahiran belum semuanya dilakukan inisiasi menyusui dini, dan belum semuanya diberikan ASI eklusif sampai 6 bulan, jadi haruslah diberikan makanan bergizi.”

Jarot menambahkan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anak, ada yang namanya interpensi gizi spesifik, “seperti harus memenuhi tablet penambah darah, inisiasi dini, ASI eklusif, ternyata kontribusi hanya 30% yang dapat menyembuhkan stunting, 70% nya itu dari luar seperti menjaga kesehatan lingkungan, sanitasi, jamban harus bersih, air bersih, kesehatan perumahan yang baik, bebas penyakit infeksi cacingan, dan ada hal lain yang dapat mengganggu kesehatan seperti tidak cukup karbohidrat, tidak cukup protein & lemak, jadi ini merupakan faktor utama dalam stunting.”

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr. Harysinto Linoh mengungkapkan, bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang sudah melaksanakan kampanye pencegahan terjadinya stunting disetiap daerah di Kabupaten Sintang 2-3 tahun yang lalu.

Sinto menjelaskan bahwa kasus stunting yang sudah terjadi tidak bisa di obati, “jadi kita cegah stunting ini dengan memberikan ASI eklusif kepada bayi, pemberian tablet penambah darah, membiasakan pola hidup bersih dan sehat, perhatikan kebersihan lingkungan, berikan imunisasi secara lengkap, kita harus cegah itu, kalau sudah stunting tidak bisa diapa-apakan lagi, dan rata-rata di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang masih banyak balita yang stunting.” eric

Tinggalkan Balasan