
BENGKULU, HR – Sampah warga persoalan yang belum dapat diatasi oleh Pemerintah Kota Bengkulu karena minimnya kesadaran masyarakat membuang sampah sebarangan dan sering dilakukan di dalam saluran air (dreinase, red) mengakibatkan pintu air yang ada dikelurahan Tanjung Agung tersumbat sehingga terjadi banjir bila tiba musim hujan serta pendangkalan sedimentasi hilir sungai Bengkulu akibat maraknya aktifitas tambang batu bara dihulu sungai.
Kasi OP Sumber daya Air Balai wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VII Bengkulu Edy Junianto. ST. MM saat dihubungi diruang kerjanya Pekan silam mengatakan bahwa pihaknya sangat kewalahan melaksanakan pemeliharaan, membersihkan bangunan Pintu air dreinase dikelurahan Tanjung Agung kota Bengkulu akibat maraknya Sampah warga dari beberapa kelurahan dalam kota Bengkulu.

Dijelaskan Edy sehebat apapun BWSS VII melaksanakan pembersihan pintu air Tanjung Agung bila hujan turun sampah tetap menumpuk lagi. “Hari ini dibersihkan, besok datang lagi dibawa air dari hulu dreinase karena berada dibeberapa kelurahan sehingga menumpuk lah sampah di pintu air pinggir jalan raya yang setiap saat dilalui masyarakat sejak tahun 1980 an telah beroprasi hingga saat ini belum pernah diperbaiki,” ungkapnya.
Menurut Edy Kasi OP BWSS VII Bengkulu bahwa ada pola yang harus diperbaiki oleh pemerintah kota agar persoalan sampah yang sering menumpuk dipintu air dreinase Tanjung Agung.
Pemerintah kota mengajak masyarakat agar membuang sampah pada tempat yang telah disediakan oleh pemerintah kota yang berdekatan dengan dreinase serta sampah dapat terkumpul disatu titik, hingga terkoneksi dengan saluran air membuat peternakan ikan warga karena telah dibangun disetiap perbatasan air screaning (Pagar kawat, red) menjaga sampah tidak berimbas kehilir dreinase, disetiap persimpangan saluruan air sampah juga tidak menumpuk dihilir saluran. “Warga diajak membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah kota dan mengajak masyarakan beternak ikan dalam saluran air menambah perekonomian Masyarakat yang sudah bersih karena dijaga (Bersihkan, red) warga sekitar,” imbuhnya.
Edy mengajak Pemerintah kota bersinergi dengan BWSS VII dalam melaksanakan persoalan sampah di dalam dreinase dari berbagai kelurahan Panorama. Tebeng. Padang Jati. Sawah Lebar. Padang Nangka. Surabaya. Semarang Tanjung Agung dan sekitarnya yang terkoneksi dengan dreinase pada pintu air Tanjung Agung karena muaranya disana (dihilir, red). “Mari kita saling bersinegi dalam persoalan sampah warga tidak menyalahkan sala satu instansi. Kota ini miliki kita bersama BWSS VII Siap melaksanakannya,” ujar Edy prihatin melihat sampah menumpuk setiap saat melintas jalan raya walaupun selalu dibersihkan. efendi silalahi