MAJALENGKA, HR – Pemerintah Kabupaten Majalengka gelar acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) dari pejabat lama yang dipegang oleh Drs. H. Ahmad Sodikin, M.M., purna tugas diganti dengan Sekda baru yakni Drs. H. Eman Suherman, M.M, bertempat di Pendopo Kab.Majalengka, Senin (02/03/2020).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD, Unsur Forkopimda, para Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD dan PNS di Lingkungan Pemkab Majalengka, Ka Kemenag, para Dirut BUMD dan Dunia Perbankan, para mantan Sekda, para Camat, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Bupati Majalengka, Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd menyampaikan bahwa proses open bidding untuk posisi Sekda tersebut diikut oleh 3 orang yakni Eman Suherman yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR Majalengka), Edy Noor Sudjamitko (Inspektur Inspektorat Majalengka) dan Agus Permana (Kepala Pelaksana BPBD Majalengka).
“Untuk pengumuman ini kita sebar ke seluruh Jawa Barat, karena kita ingin mengundang kandidat-kandidat Sekda Majalengka yang terbaik apakah dari internal ataupun dari luar, tahapan dimulai dari seleksi administrasi, assesment, tes kesahatan, penyusunan makalah, kemudian kita lakukan seleksi, tim seleksi dilakukan oleh tim yang dipimpin dari BKD Provinsi,” ucap Bupati.
“Akhirnya berdasarkan kajian dari tim itu dengan nilai tertinggi diperoleh oleh saudara Eman Suherman dengan nilai 77,54 kemudian setelah itu dilakukan laporan kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan Pemerintah Prov.Jabar untuk mendapatkan rekomendasi, lalu keluarlah rekomendasi dari KASN tanggal 25 Februari, berdasarkan Kemendagri kita mendapat izin untuk melantik Sekda yang baru yaitu pada tanggal 2 Maret 2020, proses seleksi yang saya ungkapkan ini sebagai wujud pertanggungjawaban saya ke publik,” jelas Bupati.
Lebih lanjut Bupati berpesan kepada Sekda yang baru dilantik Drs H. Eman Suherman, M.M, pihaknya ingin mengukur setiap keberhasilan pertahunnya terutama meningkatkan IPM dan menurunkan angka kemiskinan. Yang sulit kita bangun itu mentalitas, budaya kinerja dan membangun sumber daya manusia dibanding membangun infrastruktur.
“Saya kesampingkan kepentingan politis untuk membangun, saya tidak anti kritik dan saran, wajar saja mengkritik di koran maupun di medsos, mari kita jawab dengan kinerja,” pungkas Bupati. lintong situmorang