Bupati Kepulauan Seribu Paparkan Kesehatan Reproduksi

oleh -475 views
oleh
JAKARTA, HR – Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu H Budi Utomo belum lama ini, memberikan pengarahan dalam acara dialog interaktif kesehatan reproduksi bagi remaja. Remaja akan cenderung bersosialisasi dengan lingkungan untuk menemukan jati dirinya, akan tetapi banyak remaja yang karena salah pergaulan malah menjadi tidak karuan.
“Kondisi ini, kalau tidak diwaspadai dengan baik dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang justru dapat menggagalkan masa depan remaja. Pada saat ini disinyalir kenakalan remaja sudah menjurus pada tindakan membahayakan diri dan lingkungan,” jelas Budi Utomo.
Merebaknya peredaran narkoba dan pergaulan bebas seakan telah menjadi trend para remaja di ibukota, bahkan relatif menjurus tindak pidana. Banyak pemuda yang karena tindakannya harus berurusan dengan aparat penegak hokum. Banyak pula remaja yang karena salah dalam pergaulan akhirnya menjadi nista dirinya.
Lebih jauh Budi Utomo mengatakan, remaja harus memiliki sikap dan pengetahuan yang benar tentang rencana masa depannya. “Slogan remaja harapan bangsa tidak akan terwujud manakala para remaja atau pemuda tidak mempersiapkan dirinya sendiri dengan baik,” sebutnya.
Salah satu perilaku remaja yang saat ini menjadi perhatian bersama adalah perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi, sejalan dengan usia remaja yang tergolong masa peralihan. Biasanya masalah reproduksi paling menonjol muncul dibanding masalah yang lain.
Kegiatan ini dilaksanakan KPMPKB diikuti 60 siswa berlangsung di SMAN 69 Jakarta yang berlokasi di Pulau Pramuka, Kepala Kantor KPMPKB Kepulauan Seribu Darwoto mengatakan, bahwa pada saat ini remaja harus dibekali pengetahuan tentang triad KRR yaitu pengetahuan tentang HIV/AID.
Pengetahuan tentang Napza dan pengetahuan tentang perilaku sek bebas, tiga hal inilah yang dirasakan paling mendesak untuk selalu disebarkan informasinya bagi remaja. Dengan mengetahui pengetahuan yang baik dan benar tentang ketiga hal tersebut diharapkan remaja Pulau Seribu dapat menghindari perilaku tersebut.
“Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini, terlebih lagi acara sengaja dikemas dalam bentuk pesan dan hiburan supaya para remaja betah mengikutinya,” ujar Darwoto. ■ didit

Tinggalkan Balasan