MAJALENGKA, HR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka dibawah kepemimpinan Bupati, Eman Suherman dan Wakil Bupati, Dena Muhamad Ramdhan terus berbenah untuk mewujudkan Majalengka Langkung Sae. Dari 24 program 100 hari kerjanya salah satunya keperdulian sosial, maka dibangun Rumah Singgah yang diperuntukan bagi masyarakat yang telantar.
Rumah Singgah HEGAR (Heman Ka Warga) yang berada di bekas Kantor Kominfo Jl. Raya Simpeureum tersebut di resmikan Bupati, Eman Suherman, Selasa (27/05/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati, Sekda, Kadinsos, OPD, Camat dan Muspika Cigasong serta undangan. Bupati Majalengka, Eman Suherman dalam sambutanya mengatakan bahwa Fasilitas sosial Rumah Singah ini merupakan program 100 hari kerja.
“Saya dengan Pak Wakil Bupati, salah satu cita-cita kami adalah menghadirkan rumah singgah bagi masyarakat yang terlantar. Entah itu karena perjalanan, perpisahan keluarga, atau mereka yang menyandang disabilitas, anak-anak, bahkan lansia. Semua harus mendapat perlindungan,” ungkap Bupati.
Menurut Bupati tempat ini akan menjadi solusi sementara bagi warga terlantar, mulai dari anak-anak hingga lansia, yang membutuhkan tempat tinggal dan perlindungan darurat. Keberadaan rumah singgah ini sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam memberikan perlindungan sosial.
Rumah Singgah Hegar bukan sekadar bangunan dengan atap. Ia menjadi simbol kehadiran negara dalam menjawab masalah sosial yang terus bertambah seiring waktu. Fasilitas ini sementara akan dikelola oleh dinas Sosial dan untuk tahap awal, rumah singgah ini akan mulai beroperasi pada awal Juni 2025. Namun, ke depan, Bupati membuka peluang kerja sama dengan berbagai komunitas dan perusahaan yang ingin berpartisipasi.
“Kalau ada orang terlantar, bisa saja nanti perusahaan bantu logistik. Kita ketuk semua pihak. Banyak orang Majalengka yang sebenarnya ingin berbagi, asal ada tempatnya,” katanya.
Rumah Singgah Hegar memanfaatkan gedung bekas kantor Diskominfo Majalengka yang sebelumnya kosong. Dengan anggaran renovasi sebesar Rp200 juta dari APBD, bangunan tersebut disulap menjadi ruang perlindungan sosial.
“Daripada bangunan kosong, lebih baik kita manfaatkan. Operasional nanti tetap akan disokong anggaran untuk logistik seperti beras, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya,” pungkasnya
Kepala Dinas Sosial Majalengka Nasrudin menjelaskan, penghuni rumah singgah akan dibina dengan pendekatan humanis. Rumah singgah menyediakan ruang khusus untuk anak-anak, perempuan, dan laki-laki. Di dalamnya juga ada pelatihan, advokasi, dan pendampingan psikososial dengan melibatkan konselor.
Terkait ODGJ, menurut Nasrudin menjelaskan Dinsos sebenarnya hanya menampung ODGJ yang sehat, sesuai dengan aturan. Namun fakta di lapangan banyak ODGJ berpenyakit selalu di lemparkan ke Dinsos. Adapun yang berpenyakit harus dibawa ke Dinas Kesehatan Majalengka, kemudian bila perlu rehab di Dinsos. lintong