Bukan “PHP”, PT Borneo Janji Buka Industri Kelapa Hibrida di Natuna

oleh -1.3K views
oleh
Manajemen PT.Borneo berikan keterangan pers.

NATUNA, HR – Keunikan geografis Natuna dan suburnya pepohonan kelapa di pulau terdepan Indonesia ini menarik perhatian perusahaan yang bergerak dibidang industri kelapa hibrida, yakni PT.Borneo Subur Mandiri dan PT.Borneo Subur Perkasa.

Dalam pertemuannya dengan pemerintah daerah Kabupaten Natuna, dua perusahaan tersebut mempresentasikan perencanaan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa hibrida di kepulauan Natuna, khususnya di Pulau Bunguran Besar.

Sayangnya, dalam pertemuan di ruang rapat Kantor Bupati Natuna, Kamis(1/3), awak media tidak diperbolehkan meliputnya.

Barulah setelah rapat selesai, para awak media yang sudah menunggu selama 3 jam, bertemu dengan manajemen perusahaan tersebut untuk wawancara.

Kepada awak media, Said Jafar selaku Kuasa Direktur PT.Borneo Subur Mandiri mengatakan, pertemuan awal dengan Pemda Natuna untuk mensosialisasikan serta mempresentasikan rencana perusahaannya.

“Pertemuan ini dalam rangka menyampaikan kepada masyarakat terkait rencana kami untuk berinvestasi perkebunan. Rencananya kami akan membuka lahan seluas 40 ribu hektar di pulau bunguran besar,” kata Said.

Dijelaskannya tahapan saat ini masih dalam advice planning atau keterangan tata ruang wilayah lahan yang akan digunakan, serta pengurusan dokumen perizinan dari kementerian kehutanan untuk pelepasan pemanfaaan hutan.

“Setelah perijinan lahan keluar, dilanjutkan dengan pembuatan izin Amdal dan study lainnya, baru Bupati keluarkan rekomendasi atau izin IUP (Izin Usaha Perkebunan),” terang Said Jafar.

Ditanya apakah perusahaan tersebut akan membeli lahan warga. Said Jafar menerangkan pola kerja yang akan dibentuk nantinya tidak murni perusahaan. Melainkan dengan membentuk pola kemitraan koperasi dengan masyarakat.

“Disini tidak ada jual beli atau ganti rugi lahan, yang ada kemitraan. Jadi siapa yang punya lahan, sama-sama kita kelola melalui koperasi milik masyarakat. Hampir mirip seperti system plasma. Yang punya lahan pun boleh ikut bekerja, nanti juga kita gaji,” papar Said.

Dihadapan awak media, Said Jafar pun mengklaim tidak akan menjadi pemberi harapan palsu (PHP) kepada Natuna, seperti halnya para investor yang selama ini hanya datang dan pergi tanpa kejelasan.

Menurutnya dengan target produksi 150 juta butir kelapa per-tahun, pangsa pasar yang akan dijajaki PT. Borneo yakni dalam negeri dan ekspor.

Bupati Natuna Hamid Rizal sendiri sangat merespon positif atas rencana ini. Pasalnya, jika ini benar-benar terjadi, akan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) serta dapat membuka lowongan kerja bagi masyarakat Natuna.

Ia mengaku tidak akan mempersulit perizinan yang dibutuhkan oleh PT. Borneo Subur Mandiri dan PT. Borneo Subur Perkasa, dalam mewujudkan niatnya untuk berinvestasi di Natuna. fian

Tinggalkan Balasan