BPJS di Kabupaten Sintang Kurang Bermanfaat? Menkes Perlu Usut

oleh -1.5K views
oleh

SINTANG, HR – Begitu besarnya biaya kesehatan di negeri ini, sehingga masyarakat banyak memakai kartu BPJS untuk lebih mengirit dan mempercepat pelayanan kesehatan. Apa boleh lacur, di Kab Sintang, teori itu hanyalah isapan jempol belaka, karena pasien BPJS Kesehatan kerap dibuat bingung oleh rumah sakit.

Di Rumah Sakit Ade M Djoen Kabupaten Sintang misalnya, banyak pasien BPJS dibuat kecewa dan tidak sedikit marah-marah kepada petugas loketnya. Hal inipun tak luput dari pantauan HR yang melihat langsung pasien BPJS seakan tidak diharapkan ada di RSUD tersebut.

Beberapa hari lalu di loket pendaftaran RSUD Sintang, ada dua opsi pendaftaran yang dibuka pihak rumah sakit, yakni Pelayanan Umum, dan Pelayanan BPJS.

Seiring waktu berjalan, melalui pengeras suara dikatakan bahwa semua pelayanan jalur umum sudah habis terlayani. Namun, di rumah sakit itu masih terlihat dipenuhi pasien BPJS Kesehatan, dan dibiarkan makin menumpuk menunggu antrian. Tentu pasien BPJS merasa gusar dan kesal, bahkan dan ada mengomel sambil mondar-mandir di depan loket pendaftaran.

Kata penjaga, loket pelayanan BPJS lagi error. Untuk menetralisir amukan pengguna BPJS, wartawan Harapan Rakyat Biro Sintang mencoba mempertanyakan masalah tersebut kepada Rosa selaku Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang.

Berhubung Rosa sedang berada di luar kota, melalui pesan singkatnya menyarankan untuk konfirmasi ke Humas RSUD. Hasilnya, Humas mengatakan, memang ada gangguan jaringan BPJS. Anehnya, berselang hitungan menit seusai keluar dari ruang kerja Humas, wartawan Harapan Rakyat kembali ke loket pendaftaran pelayanan BPJS, dan melihat pasien BPJS sudah mulai dilayani.

Moment ini perlu dicurigai ada yang kurang beres. Di sisi lain, salah satu warga pengguna BPJS, warga Kecamatan Ketungau Hulu (Senaning), yang tidak bersedia identitasnya disebutkan, membeberkan bahwa kartu BPJS tidak berfungsi, dan dirinya mendaftar layaknya pesien pelayanan umum.

Pasalnya, istri yang dia cintai mengalami penyakit di kerongkongan alias ada benjolan di bagian leher, ketika dibawa berobat ke RSUD Sintang untuk periksa darah, diharuskan membayar Rp500 ribu. Biaya itu, ungkap oknum perawat di RSUD, untuk biaya transportasi tes darah ke Pontianak.

“Sekarang pihak RSUD menyuruh kita lagi harus konsultasi dengan dokter spesialis bedah pada malam hari (tempat praktek-red), dan harus membayar uang antri atau uang daftar lagi dengan asisten dokter Rp100 ribu,” tandasnya ketika ditemui di tempat praktek dokter ahli bedah, persis di depan RSUD Kabupaten Sintang. eric

Tinggalkan Balasan