JAKARTA, HR – Tahun anggaran 2016 Sudin Bina Marga ditemukan beberapa lokasi aspirasi masyarakat yang dialihkan ke lokasi lain, tanpa sepengetahuan Kanpenko Jakbar. Akibatnya, Sudin Bina Marga pun mendapat teguran.
Djunaedy Nelman
|
Teguran Kanpenko tersebut pantas dilayangkan ke Sudin Bina Marga Jakbar karena Kanpenko bertanggungjawab mengawal hasil musrenbang yang merupakan hasil dari aspirasi masyarakat, untuk direalisasikan melalui sudin teknis terkait.
Untuk dipahami, hasil musrenbang yang telah disetujui untuk direalisasikan, sudah sepatutnya dipertanggungjawabkan ke masyarakat, yakni dengan cara melakukan pembangunan di lokasi hasil musrenbang. Hal itu patut dilakukan karena saat musrenbang juga dihadiri oleh Kanpenko dan sudin teknis terkait.
Kemudian, sudin teknis terkait membuat perencanaan sesuai hasil musrenbang untuk ditempatkan di pos anggaran yang sesuai dengan nomenklaturnya. Namun, bila hasil musrenbang itu dikesampingkan, tentu akan menyakitkan perasaan masyarakat.
Dan anehnya, berdasarkan informasi yang dihimpun HR, Sudin Bina Marga Jakbar mengalihkan pekerjaan ke lokasi yang bukan hasil musrenbang secara sepihak, dan tidak diketahui oleh Kanpenko Jakbar.
Sebagai contoh, keluhan warga RW 003 dan 002 Kelurahan Kembangan Selatan, Kec Kembangan, Jakarta Barat, tidak mendapat tanggapan dari Bina Marga.
“Kami sudah melaporkan kepada Sudin Bina Marga Jakbar melalui surat resmi dari masyarakat tidak terealisasinya rencana peningkatan pekerjaan pengaspalan layer hotmix jalan di tiga lokasi di wilayah kami yang tidak dikerjakan,” ujar Madsani, salah seorang warga Kembangan Selatan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/10).
Menurutnya, usulan masyarakat melalui Musrenbang 2015 itu sudah masuk dalam daftar yang harus dikerjakan tahun 2016 ini. Dia mengaku sangat kecewa kepada Sudin Bina Marga Jakbar karena tidak terealisasi pekerjaan proyek tersebut.
Ia menyebutkan, adapun pekerjaan rencana pengaspalan layer hotmix jalan dengan panjang 100 meter dengan lebar rata rata 1,5 sampai 2,5 meter itu tidak terlaksana seperti di Gang Junedi RT002/002 lebar jalan 1,5 meter panjang 100 meter di Gang Klinik RT002/003 lebar jalan 3 meter panjang 100 meter dan di Gang Tiwalk RT002/003 lebar jalan 1,2 meter panjang 100 meter. Padahal jauh sebelumnya sudah direncanakan akan dikerjakan.
“Semua lokasi usulan masyarakat pekerjaan layer hotmix jalan sudah terencana dan sudah disosialisasikan di kelurahan adanya proyek tersebut,” imbuhnya.
Karena itu, atas nama warga RW003 Kembangan Selatan pihaknya meminta kepada Sudin Bina Marga Jakbar supaya mau mendengarkan dan menindaklanjuti permintaan aspirasi masyarakat.
Lurah Kembangan Selatan Matrullah mengakui adanya laporan pengaduan warga terkait peralihan lokasi pekerjaan peningkatan layer hotmix jalan di tiga lokasi RW003.
“Kami sudah tindaklanjuti laporan warga tersebut kepada camat Kembangan bahkan kepada Sudin Bina Marga Jakbar,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala seksi perencanaan Sudin Bina Marga Jakbar Dita Kastalisti menjelaskan kepada wartawan, bahwa paket kegiatan yang mereka lakukan judulnya per wilayah teritorial tidak lagi lokasi per lokasi.
“Kita buat rencanakan program beton jalan untuk dieksekusi tahun ini maupun tahun depan. Dan apa yang kita eksekusi sesuai kebutuhan saat ini dan memenuhi permintaan warga,” kata Dita.
Namun perubahan-perubahan lokasi bisa saja terjadi, yang penting akhirnya pertanggungjawaban materil volume pekerjaan sesuai dengan anggaran yang dialokasikan.
“Jadi bukan berarti perencanaan tidak matang. Namun yang namanya permintaan warga melalui SMS ke Gubernur ataupun laporan masyarakat di Qlue dan sebagainya tetap harus kami prioritaskan sebagai penganyom masyarakat,” ucap Dita.
Dikatakan, permintaan warga ditanggapi sesuai dengan prosedur yang ada dan berlaku. Sebagai Seksi Perencanaan, dirinya sudah melakukan pekerjaan sesuai pekerjaannya.
“Kalau ada peralihan, ya saya serahkan ke PPTK. Saya tidak bertanggung jawab lagi karena pekerjaan atas permintaan warga tahun 2016 ini sudah saya rencanakan dengan matang. Jika ada perubahan lagi, tanyakan sajalah kepada PPTK-nya,” katanya.
Ditanya apakah peralihan lokasi dikoordinasikan kepada perencanaan, Dita katakan ada banyak lokasi yang dialihkan. Peralihan lokasi pasti berkoordinasi dan diinformasikan serta didiskusikan bersama-sama menghitung volume disesuaikan, tergantung kebutuhan dan kondisi di lapangan.
“Sebenarnya bukan tanggungjawab saya lagi masalah peralihan lokasi. Silahkan tanya PPTK-nya sebab gambar dan menghitung peralihan lokasi adalah PPTK-nya,” tandasnya.
Dari pantauan wartawan, hasil musrenbang kemudian info bank yang ada sudah ditempel di Kelurahan dan Kecamatan yang sudah disosialisasikan tahun 2015 untuk pekerjaan tahun ini. Jika tidak dikerjakan dan terjadi perubahan alamat lokasi terkait adanya permintaam warga kepada Gubernur maupun qlue dan langsung dikerjakan.
Nah, bagaimana cara menghitung volume kebutuhan beton yang dibutuhkan oleh masing-masing paket? Bila tidak disertai dengan peninjauan lapangan, gambar lokasi untuk melakukan proses pemesanan atau lelang e-katalog. kornel
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});