Bentrokan 2 Organisasi Buruh di PKS PT KPN Batang Kumu

oleh -704 views
oleh
ROKAN HULU, HR – Bentrokan antar dua organisasi buruh terjadi di pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Kencana Persada Nusantara (KPN) atau Genk, Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai, Rokan Hulu (Rohul), Senin (191/0). Namun kini kondisinya sudah kondusif.
Personel
Polres Rohul tengah berjaga di depan gerbang PKS PT KPN.
Bentrokan terjadi antara buruh dari Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (F-SPTI) Rohul dan buruh Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan (SPPP) Rohul.
Akibat bentrokan itu, sepeda motor dan mobil satuan petugas F-SPTI dirusak. Puluhan sepeda motor milik buruh dari dua kubu ikut dirusak. Juga empat buruh dari SPPP Rohul alami luka akibat kena senjata tajam (sajam) dan lemparan batu. Bahkan Kapolsek Tambusai AKP Yahya Harahap ikut jadi korban.
Anggota Polsek Tambusai, Brigadir Heri Prananda dikonfirmasi di lokasi bentrok mengakui, Kapolsek Tambusai AKP Yahya terkena lemparan batu saat sedang melerai diantara dua massa, dari arah belakang. Kapolsek sempat mengaku pusing, langsung dilarikan ke Puskesmas Dalu Dalu Kecamatan Tambusai dan masih dirawat intensif.
Diterangkannya, bentrokan pecah, Senin (19/10) sekira pukul 06.00 WIB. Saat itu hanya ada 20 personel Polsek Tambusai yang berusaha melerai massa. Satu jam kemudian back up dari Polres Rohul tiba. Sampai kini, puluhan personil Polres Rohul dan Polsek Tambusai masih berjaga di gerbang PKS PT. KPN.
Kronologis Versi F-SPTI Rohul
Menurut Ketua F-SPTI Rokan Hulu M. Sahril Topan, menduga bentrokan tersebut sudah terencana. Saat terjadinya penyerangan Senin subuh, sekira 20 buruh F-SPTI Rohul sedang bekerja. Ratusan orang diduga dari salah satu organisasi lain menyerang.
Topan juga anggota Komisi I DPRD Rohul dari Partai Amanat Nasional mengungkapkan, penyerangan karena rebutan lahan kerja bongkar muat di PKS PT KPN Desa Batang Kumu.
Kerja bongkar muat di PT KPN sebelumnya dikelola oleh warga Desa Batang Kumu. Karena kisruh antara F-SPTI dengan organisasi buruh lain. Dan sekira satu bulan lalu, melalui mediasi antara dua organisasi buruh bersama Upika di Tambusai. Atas rekomendasi DPRD Rohul, untuk kerja bongkar muat diserahkan ke buruh SPTI.
Adanya penyerangan diduga direncanakan, dan Topan meminta pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus penyerangan tersebut. Topan mengaku, dirinya sudah meminta anggota SPTI tidak melakukan balasan. “Kami bekerja disana, bukan untuk berperang,”tandasnya. ds

Tinggalkan Balasan