BENGKULU, HR – Pusdiklatjemen Badiklat Kemhan telah sukses menyelenggarakan seminar sekolah siswa Susjemen Litbanghan tingkat Angkatan XXIII dengan tema ‘Ketangguhan Kapasitas Apkowil guna Memitigasi Bencana Multi Ancaman’.Kamis (28/11/24).
Seminar ini berlangsung di Jl. Jati No. 1, Cilandak, Jakarta Selatan, dan menghadirkan narasumber serta penanggap dari berbagai instansi terkait.
Mayor Cke Dr. Indra Kristian, S.I.P., S.Kom., M.A.P., CIQaR, CHRMP, CAA, yang menjabat sebagai Peneliti Muda Alkomlek dan Sisdaljat Dislitbangad, menjadi pemapar utama dalam seminar ini. Sementara itu, Keynote Speaker dalam acara ini adalah Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si., Deputi Sistem dan Strategi BNPB. Penanggap I adalah Kolonel Inf Saad Miyanta dari Pusterad, dan Penanggap II adalah Dr. Farid Wadjdi dari BRIN.
Seminar ini dibuka oleh Kapusdiklatjemen Badiklat Kemhan yang diwakili oleh Kabidopsdiklat Kolonel Kal Tjandra Ari Wibowo, M.Tr. (Han). Dalam sambutannya, yang dibacakan oleh Kabidopsdiklat, Kapusdiklatjemen Brigjen TNI WAsono, S.Sos., M.Hum. menyampaikan bahwa seminar ini merupakan puncak dari pelaksanaan pendidikan, di mana Serdik diminta untuk menjadi penyelenggara seminar, mulai dari merencanakan hingga memaparkan hasil penelitian dari naskah yang telah mereka susun.
Sementara dalam pemaparannya, Dr. Raditya Jati menyampaikan di Indonesia terdapat sejumlah daerah yang rawan bencana dan salah satunya yakni Provinsi Bengkulu.
Dr. Raditya Jati menambahkan, Bengkulu berada di zona seismik aktif, sehingga rawan terhadap gempa bumi. Selain itu, Bengkulu pernah diguncang gempa tektonik berskala besar pada tahun 2000 dan 2007.
Selain gempa bumi, Bengkulu juga rawan tsunami, karena berdekatan dengan bibir pantai. Sejarah mencatat Kota Bengkulu pernah dilanda tsunami pada tahun 1818 dan 1833.
Selanjutnya Bengkulu rawan banjir karena berada di wilayah pantai barat yang rentan terhadap siklus cuaca.
Begitupun Longsor, Bengkulu juga rawan longsor, terutama di musim hujan. Bencana lainnya.