Bayi TKI Ilegal Tersandera di Jeddah

TANGERANG, HR – Malang nian nasib Nuryana dan suaminya harus mengalami peristiwa “penyanderaan” bayinya di Rumah Sakit Al Ahli, di Jeddah. Pihak keluarga dilarang membawa pulang si bayi, dan hal itu berlangsung selama seminggu.

“Nasib malang keluarga kami, anak kami tidak dapat dikeluarkan dari hospital karena kami tidak memilik uang. Sedang istri saya memang sudah tidak tahan ingin melahirkan dan ingin dibantu RS Al Ahli,” ujarnya.

Nursiana merupakan TKI asal Subang dan Karawang Jawa Barat yang kini berstatus TKI ilegal.

“Ini tidak disangka-sangka. Dan tidak diduga-duga awalnya, saya senang sekali istri saya mau melahirkan, sangat senang dan bahagia bisa mempunyai momongan dan anggota keluarga yang baru. Namun apa hendak di kata, nasib bahagia menjadi duka. Betapa sedih hati kami sekeluarga ketika saya dan istri saya melihat biaya persalinan membengkak sebesar 55.000 SR. Setelah melahirkan dan bayi dapat diselamatkan, ternyata ada administrasi yang harus kami bayarkan, tagihan yang kami lihat dari kasir rumah sakit Jeddah Ahli Hospital sebesar 55.000 SR,” ujarnya.

Ketika dikonfirmasi HR, Nurayana terdengar menangis serta kebingungan. Walaupun pasangan suami istri itu tidak lancar berbahasa arab, mereka menerima apa saja keputusan rumah sakit Al Ahli.

Pihak rumah sakit melarang si bayi di bawa pulang dengan alasan si bayi butuh perawatan khusus.

“Bayi kami tinggalkan di rumah sakit, dan setelah seminggu kemudian pihak rumah sakit memanggil kami untuk melihat bayi kami yang berada di ruang incubator,” ujarnya.

Kemudian, ungkap kedua orangtua si bayi, pihak rumah sakit memberikan secara tiba-tiba tagihan administrasinya, karena sang bayi sudah kurang lebih 17 hari kerja berada di RS Al Ahli.

“Kenapa saya diundang? Karena biaya perawatan sudah membengkak menjadi 50.000 SR senilai Rp 124 juta. Bapak dan ibu untuk datang ke rumah sakit untuk menginfokan berapa tagihan yang harus diselesaikan,” ujarnya.

Mendengar nominal yang disebutkan pihak rumah sakit membuat kedua orang tua si bayi menangis.

“Karena kami tidak mampu untuk menyelesaikannya, kami bingung harus kemana meminta bantuan pada anak kami yang tersandera oleh RS Ahli,” ujarnya pada HR via telepon.

Akhirnya, kedua orangtua si bayi pun menghubungi SBMI Jeddah, dan diterima oleh Suib Darwanto sebagai Ketua SBMI Jeddah. SBMI Jeddah bergerak cepat dan langsung meminta bantuan KJRI Jeddag, untuk minta bantuan konsuler pada Rumah Sakit.

Namun, pihak rumah sakit tidak bergeming dan hanya memberikan jawaban bayar saja 30.000 SR, dan bayi boleh di bawa pulang. Lalu SBMI Jeddah dengan cepat membentuk relawan “Save Baby Indonesia”.

Dengan relawan lainnya mencari dana dari manapun untuk mengumpulkan uang 30.000 SR. Dengan bantuan Allah SWT dan para relawan bekerja bergerak mendatangi pusat berkumpulnya orang Indonesia untuk memohon bantuan, dan dari pusat orang-orang Indonedia uang dapat terkumpuk sebesar 21.000 SR, dan sisanya didapat dari hasil hutang.

Usaha dan kekompakan Rakyat Indonesia bersama SBMI dan relawan, meskipun sangat lelah serta malu karena “mengamen”, guna menyelamatkan bayi keluarga Nuryana, hingga akhirnya dapat di bawa pulang. linda

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *