Bagini Jawaban Kedua Paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar ketika Ditanya Strategi atasi Pendatan

oleh -5 Dilihat
oleh

DENPASAR, HR – Debat Terbuka Kedua Pasangan Calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Denpasar kembali diadakan di Prama Sanur Beach Hotel, (6/11). Debat kedua tersebut mengangkat tema “Denpasar Kotaku, Denpasar Rumahku”.

Adapun subtema yang diangkat dalam debat adalah adat dan budaya, anak dan perempuan (gender), kesehatan, penyandang disabilitas, kelompok marjinal, dan tata kelola pemerintahan.

Pertanyaan pertama dalam debat tersebut berkaitan dengan persoalan pendatang di Kota Denpasar.

Pada paslon nomor urut 2 (Jaya Negara – Arya Wibawa) diberikan pertanyaan tentang masalah yang muncul karena banyaknya pendatang yang menimbulkan kepadatan di Denpasar. Bagaimana strategi dan kebijakan terhadap fenomena masuknya pendatang dan pendekatan apa yang dilakukan mengingat Denpasar adalah bagian dari NKRI?

I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai calon walikota Denpasar nomor urut 2 mengatakan visinya dalam membangun Kota Denpasar mengusung spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau kita semua bersaudara.

“Semua persoalan bisa diselesaikan dengan semangat menyama braya (gotong royong), yang sudah kami lakukan dalam menghadapi masalah urban kita di Denpasar ada yang namanya Forum Pembaharuan Kebangsaan terdiri dari beberapa etnis, suku, di Denpasar, semuanya kita berikan rumah di Denpasar,” jelasnya yang merupakan calon dari petahana.

Lebih lanjut dirinya mengatakan pada prinsipnya kaum urban tidak selamanya berkonotasi negatif. Banyak juga kaum urban yang memberikan nilai positif untuk pembangunan Kota Denpasar.

Sementara itu, pertanyaan kepada paslon nomor urut 1 (Ambara Putra – Adi Susanto) yakni saat ini Denpasar kian menjadi sumpek karena merupakan kota pusat aktivitas sosial budaya dan agama masyarakat Bali. Bagaimana strategi dan pendekatan dalam mengurai dan memberikan jalan keluar agar Denpasar tetap menjadi kota budaya yang aman, rumah yang damai, adil bagi warganya?

Gede Ngurah Ambara Putra sebagai calon Walikota Denpasar nomor urut 1 menjelaskan Denpasar dapat belajar dari Singapura untuk manajemen masyarakatnya. Pihaknya mengaku bahwa Denpasar membutuhkan pendatang untuk membangun Denpasar.

“Tentu pendatang-pendatang yang membawa investasi, membawa kemajuan Kota Denpasar, harus kita mendata setiap siapa yang harus datang ke Denpasar, kita tidak menginginkan para pendatang ini tidak mempunyai kompetensi, tidak mempunyai investasi sehingga hanya menjadi bahan sosial kita,” tandasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan Denpasar bisa mencontoh Singapura yang dapat memanajemen pendatang. Di mana jumlah pendatang di Singapura lebih banyak dari masyarakatnya, namun warga lokalnya masih tetap bisa eksis. Sehingga pihaknya berharap dapat mengimplementasi hal itu.

“Inilah pentingnya pendataan penduduk di Kota Denpasar, benar-benar yang hadir di Kota Denpasar itu membawa investasi, profesionalisme, sehingga tidak menjadi beban kita semua,” ucapnya. dyra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.