NATUNA, HR – Tak banyak masyarakat Natuna mengetahui dimana letak Kampung Setungkukm Dan tidak banyak pula orang yang pernah menginjakan kakinya di kampung berpenghuni 22 kepala keluarga (KK) ini.
Perlu diketahui Kampung Setungkuk merupakan bagian dari Desa Sedanau Timur dan masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Bunguran Batubi, Kabupaten Natuna.
Untuk menuju Kampung Setungkuk, harus terlebih dahulu melalui Kampung Tanjung Sebauk dan melewati jembatan kayu sepanjang 800 meter.
Sayangnya, jembatan yang merupakan satu-satunya akses penghubung antara Kampung Setungkuk dengan Kampung Tanjung Sebauk ini, kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak layak lagi untuk digunaka melintas jembatan tersebut.

Harusnya bukan dibiarkan begitu saja oleh instansi terkait, meskipun jembatan ini sudah sering diperbaiki warga dengan gotong royong seadanya. Namun karena jembatan berusia 30 tahun ini memang sudah sangat rapuh, maka selayaknya digantikan dengan jembatan permanen yang lebih kuat dan aman.
“Jembatan ini dibangun tahun 1988 silam. Tahun 2006 pernah dilakukan perbaikan melalui dana konpensasi BBM. Lalu tahun 2016 dan 2017. Kami juga pernah melakukan perbaikan dengan menggunakan Dana Desa (DD).Akan tetapi di tahun berikutnya kami tidak mampu lagi untuk menganggarkannya, baik melalui DD maupun ADD,” ungkap Kepala Desa (Kades) Sedanau Timur, Edi Cahyadi, Selasa (11/09/2018).
Menurut Edi, usulan pembangunan jembatan ini juga sudah pernah disampaikannya, melalui proposal yang diajukan kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepri. Tapi hingga kini hasilnya nihil. Tak ada tanda-tanda diperdulikan.
Dikatakan Edi, harapan warga Setungkuk juga sudah sering menyampakan kepada Pemerintah Daerah, melalui aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten maupun Provinsi.
Bahkan beberapa anggota dewan yang pernah meninjau jembatan tersebut, menurut Edi diantaranya, Wan Sofian dan Sudirman, Anggota DPRD Natuna Dapil III, dan juga Wan Norman Edi, Anggota DPRD Provinsi Dapil Natuna-Anambas.
“Sebetulnya saya sudah bosan menyampaikan hal ini kepada Pemerintah Daerah maupun Anggota DPRD Natuna. Padahal setiap ada Dewan yang datang, selalu saya ajak melihat kondisi jembatan tersebut. Bahkan Ibu Wakil Bupati pun juga pernah saya ajak kesitu,” bebernya.
Edi bercerita meski tak kunjung mendapat kepastian kapan akan diperbaiki, warga Setungkuk dengan terpaksa tetap menggunakan jembatan tersebut.
Mirisnya, para pelajar setiap hari harus melewati jembatan yang sewaktu-waktu dapat roboh dan membahayakan jiwa mereka. Hal ini dikarenakan, fasilitas pendidikan hanya tersedia di Kampung Tanjung Sebauk.
Bukan hanya itu, fasilitas kesehatan dan fasilitas umum lainnya hanya tersedia di kampung tetangga.
“Kin warga Kampung Setungkuk hanya bisa berharap, pemerintah segera turun tangan membangun kampung mereka yang sudah lama terlupakan,” pungkas Kepala Desa (Kades) Sedanau Timur, Edi Cahyadi. fian