Aksi Kamisan Bali Digelar Untuk Memperingati September Hitam, Suarakan Pulau Bali Sedang Tidak Baik-Baik Saja

oleh -28 Dilihat
oleh

DENPASAR, HR – Sejumlah organisasi mahasiswa, organisasi masyarakat termasuk LSM di Bali mengadakan Aksi Kamisan yang digelar di Kawasan Catur Muka Denpasar, Kamis (13/9). Sejumlah massa yang tergabung dalam aksi tersebut membentangkan beberapa spanduk yang berisi aspirasi mereka.

Koordinator aksi tersebut, Zadkofnic Antifa Mardahika mengatakan pihaknya Kembali mengadakan aksi itu untuk kembali merawat ingatan dan melakukan perjuangan kepada masyarakat-masyarakat kecil.

“Terutama masyarakat-masyarakat yang tertindas atas kebijakan-kebijakan pemerintah yang hari ini tidak pro kepada rakyat sama sekali,” pungkasnya saat diwawancarai.

Dirinya menyuarakan bahwa banyak terjadi permasalahan-permasalahan di Bali saat ini. Seperti krisis air yang masih terjadi di beberapa daerah di Bali, pembangunan akomodasi pariwisata yang tidak memperhatikan dampak lingkungan, kemacetan yang semakin merajalela, dan lain sebagainya.

Zadkofnic juga menyampaikan bahwa pemimpin Bali kedepannya harus benar-benar mengatasi permasalahan di Bali. Tidak hanya membuat janji politik yang tidak bisa ditepati.

Dalam beberapa penyampaian atau orasi yang dilakukan beberapa mahasiswa saat aksi itu, menyebut bahwa Bali yang merupakan destinasi wisata dunia, masih tidak bisa mengelola sampah dengan baik. Overcapacity dari wisatawan juga membuat Bali semakin tidak nyaman. Selain itu, mereka mendesak agar pelaku pemelihara landak jawa, I Nyoman Sukena yang saat ini sedang viral harus dibebaskan. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai hewan yang dilindungi maupun tidak dari dinas terkait sangatlah kurang.

Disamping menyuarakan mengenai isu-isu di Bali, para massa aksi tersebut juga menyuarakan isu-isu nasional lainnya. Seperti kasus pelanggaran HAM berat yang tidak tuntas terkait pembunuhan Munir, peristiwa Tahun 1965 yang masih tidak jelas, dan permasalahan di tanah Papua.

Salah satu massa aksi yang berasal dari Papua, Paolo mengatakan bahwa dirinya mengikuti aksi ini untuk menyuarakan hak-hak rakyat Papua. Dimana masalah di Papua tidak hanya soal kasus agraria tapi juga soal kasus gizi buruk, peristiwa Biak berdarah dan lainnya.

Para massa aksi itu mendesak agar pihak-pihak yang terkait dalam kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi baik di Bali maupun di daerah lainnya harus diselesaikan dengan tuntas. Karena sejatinya masyarakat Indonesia mempunyai hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang.dyra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.