DENPASAR, HR – Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 di Pulau Bali. Event yang dilaksanakan pada 18 – 25 Mei 2024 ini yang mengundang 33 kepala negara dan menarget 30.000 peserta.
Pergelaran WWF ke-10 itu juga mendapat perhatian dari Akademisi Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte.
“Pandangan saya sebagai akademisi, saya sangat mendukung penyelenggaraan WWF di Bali,” ungkap Efatha.
Menurutnya WWF harus menjadi forum yang efektif untuk menggagas solusi-solusi konkret mengenai tantangan pengelolaan air yang dihadapi oleh Indonesia dan pemerintah dunia. WWF ke-10 menekankan keberlanjutan dan integrasi nilai-nilai ekologi dalam kebijakan pengelolaan sumber daya air.
Adapun aspek utama yang harus dibahas di forum tersebut adalah pendekatan ekosentrik manajemen untuk menciptakan suistanable governance.
“Fokus WWF harus diarahkan pada isu-isu yang mendesak seperti krisis air bersih dan pencemaran sunber daya air. Sambil memastikan water security, untuk semua pihak,” ucap Efatha.
Lebih lanjut Efatha mengatakan dengan diadakannya forum-forum dan kerja sama transnasional dapat membuat kebijakan yang terintegrasi mengenai keberlangsungan air.
“Menjadi kunci untuk mengatasi isu-isu mengenai pengelolaan air yang baik,” lanjutnya.
Dikatakannya pentingnya Blue diplomasi tidak bisa dianggap remeh. Diplomasi menjadi alat untuk memperkuat kerjasama internasional untuk pengelolaan sumber daya air.
WWF menjadi harapan besar untuk Indonesia dan seluruh para pemangku stakeholder yang berkepentingaan untuk memastikan komitmen dalam mengimplementasikan kebijakan yang taktis dan efektif dalam pengelolaan air. Selanjutnya untuk memicu aksi nyata yang untuk melakukan hidrological resilience dalam rangka pemulihan dan pelestarian sumber daya air di Indonesia dan dunia.dyra