BENGKULU, HR – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Aliansi Selamatkan Bengkulu di depan Kantor Gubernur Bengkulu berakhir dengan aman dan tertib. Selasa (26/5-2025).
Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga 20.00 WIB ini diikuti oleh sekitar 200 orang mahasiswa dari berbagai organisasi, termasuk BEM UNIB, HMI, IMM, GMNI, dan lainnya.
Massa aksi menyampaikan tuntutan terkait permasalahan BBM dan kenaikan pajak di Provinsi Bengkulu. Mereka juga melakukan aksi teatrikal, pembakaran ban, dan live TikTok untuk menarik perhatian publik. Meskipun sempat terjadi ketegangan antara massa aksi dan petugas keamanan, situasi dapat dikendalikan dengan baik.
Kapolresta Bengkulu melakukan koordinasi dengan perwakilan massa aksi untuk menanyakan keberadaan Gubernur Bengkulu dan menjelaskan bahwa penanganan BBM harus dibahas dengan stakeholder terkait. Massa aksi tetap menuntut untuk bertemu langsung dengan Gubernur Bengkulu.
Setelah pukul 18.00 WIB, massa aksi melakukan sholat Maghrib dan kemudian melanjutkan aksinya. Namun, pihak kepolisian memaksa membubarkan barisan massa aksi karena sudah melewati ketentuan waktu yang ditetapkan dalam UU No. 9 tahun 1998 dan Perkap No. 7 tahun 2012.
Massa aksi kemudian membacakan surat tuntutan yang berisi 5 poin, termasuk menuntut Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mendesak PT Pelindo agar mempercepat proses pengerukan Pelabuhan Pulau Baai dan menjamin ketersediaan BBM secara merata.
Aksi demo berakhir pada pukul 20.00 WIB dengan situasi aman dan tertib. Personel Polda Bengkulu, Sat Brimobda Bengkulu, dan Polresta Bengkulu melakukan pengamanan tertutup dan terbuka untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas selama aksi berlangsung. rls/ependi silalahi