DENPASAR, HR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 5,52 persen pada triwulan I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini ditopang oleh aktivitas pariwisata dan konsumsi masyarakat yang meningkat.
“Kalau kita lihat dari angkanya, kinerja ekonomi Bali akselerasinya lebih cepat dibanding nasional karena nasional gak mencapai 5 persen, pendorongnya juga agak sedikit berbeda. Kalau nasional, industri, pengolahan, kalau kita (Bali) kan kinerja pariwisata memang masih relatif bagus,” ungkapnya.
Dari aktivitas pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara naik 7,95 persen. Wisatawan nusantara juga tumbuh 10,18 persen secara tahunan. Keberangkatan penumpang internasional dari Bandara I Gusti Ngurah Rai juga naik 11,06 persen. Selain itu, Momen Hari Raya Nyepi dan Bulan Ramadan turut mendorong aktivitas ekonomi di Bali.
Secara nominal, nilai PDRB Bali pada triwulan I 2025 mencapai Rp 75,47 triliun. Sedangkan berdasarkan harga konstan, PDRB Bali tercatat sebesar Rp 41,91 triliun atau meningkat dari triwulan I 2024 yang sebesar Rp 39,72 triliun.
Namun, jika dibandingkan dengan triwulan IV 2024, ekonomi Bali mengalami kontraksi 4,38 persen. Menurut Agus, hal ini wajar terjadi karena triwulan IV cenderung lebih tinggi akibat adanya libur Natal, Tahun Baru, dan belanja akhir tahun oleh pemerintah.
Menurut data BPS, pada Triwulan I 2025 (y-o-y) seluruh lapangan usaha di Bali mengalami pertumbuhan yang mendorong pertumbuhan ekonomi, kecuali Industri Pengolahan yang mengalami kontraksi (-0,09%).
Lapangan usaha Administrasi Pemerintahan tercatat tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 19,86 persen. Pembayaran THR untuk ASN, TNI/Polri, dan pensiunan turut mendukung daya beli masyarakat sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Lapangan usaha lain yang juga mengalami pertumbuhan impresif adalah Pengadaan Listrik & Gas serta Penyediaan Akomodasi & Makan Minum yang masing masing tumbuh sebesar 8,59 persen dan 7,47 persen.
Dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,31 persen dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yakni 3,08 persen. Konsumsi pemerintah naik paling tinggi sebesar 13,47 persen. Ekspor juga tumbuh 6,51 persen. Hanya konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang mengalami penurunan, yaitu 19,04 persen.
“Pada triwulan I 2025 secara year on year pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Bali, yakni 3,08 persen,” ucapnya. dyra