Yenny Wahid Minta Gibran Terima Tuntutan Untuk Mundur Dari Wapres Dengan Lapang Dada

Yenny Wahid pada acara Welcoming Lunch International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Bali 2025 di Jayasabha, Denpasar, Kamis (1/5).

DENPASAR,HR – Tokoh Nahdlatul Ulama, sekaligus putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, menanggapi tuntutan sejumlah purnawirawan TNI yang meminta Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatannya.

Menurutnya, kegelisahan para purnawirawan harus dihargai. Ia menyebut, jika hal itu dinilai menjadi masalah ketatanegaraan, maka patut dikaji lebih dalam oleh para ahli.

“Semua orang boleh kok menyampaikan aspirasi tentang apapun. Tetapi semua harus menggunakan mekanisme dengan baik, tidak bisa hanya sekadar hanya mencopot,” ujarnya, Kamis (1/5).

Ia menegaskan, proses pemilu sudah selesai dan KPU telah menetapkan hasilnya. Namun, apabila masih ada suara-suara janggal, hal itu tetap harus disikapi secara demokratis. Saat ditanya soal evaluasi terhadap Gibran, Yenny mengatakan kritik adalah hal biasa dalam pemerintahan. Menurutnya pemimpin yang baik justru harus terbuka terhadap kritik.

“Pemimpin yang baik, terima semua kritik ini, jadikan pelajaran. Jadi saya rasa tidak usah menyikapi terlalu keras,” katanya.

Yenny juga memberikan pesan langsung kepada Gibran. Ia meminta Gibran menerima kritik dari para purnawirawan dengan lapang dada.

“Itu kan aspirasi, untuk Mas Gibran terima saja dengan lapang dada, jadikan cambuk untuk perbaiki diri,” ujarnya.

Ia tidak secara langsung menyatakan setuju ataupun menolak usulan pencopotan Gibran sebagai Wakil Presiden. Namun ia menegaskan bahwa semua proses politik tetap harus melalui DPR dan partai politik.

“Semua boleh bersuara, saya boleh bersuara, pada akhirnya proses politik di partai politik oleh DPR. Intinya rakyat berhak menyuarakan lewat wakil-wakilnya, santai saja,” tutupnya. dyra

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *