DENPASAR, HR – Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menegaskan bahwa stunting menjadi program strategis nasional yang juga menjadi prioritas di Kota Denpasar. Program ini terus digenjot untuk menurunkan angka stunting dan telah membawa keberhasilan, salah satunya penghargaan dari Wakil Presiden yang diserahkan langsung kepada pemerintah Kota Denpasar. Insentif tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memperkuat program penurunan stunting.
Di tahun lalu Pemerintah Kota Denpasar mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp 24.843.376.000. Perolehan dana insentif fiskal terdiri atas empat kategori, yakni kategori Kinerja Penurunan Stunting Rp. 5.661.448.000, kategori Kinerja Penggunaan Produk Dalam Negeri Rp. 6.427.661.000, dan Kategori Kinerja Percepatan Belanja Daerah sebesar Rp. 6.153.800.000.
Jaya Negara menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara terpisah, melainkan harus terintegrasi antara pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Denpasar dan para kader posyandu.
“Apalagi kalau kita melihat data dari stunting kita tahun 2023 kemarin survei gizinya (SSGI) 5,4 persen,” ungkapnya saat acara Rembuk Stunting Kota Denpasar 2025, Kamis (13/2).
lanjut ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah menganggarkan Rp 2 miliar untuk membangun rumah singgah.
“Manfaat rumah singgah itu tidak hanya untuk penanganan stunting, karena disana kan ada pembinaan keluarga. Bagaimana caranya ibunya dididik untuk membuat makanan yang bergizi,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, menjelaskan bahwa bahaya stunting sangat berisiko, terutama pada tumbuh kembang anak.
“Jadi jangka waktu panjang berpengaruh ke kognitifnya, kemampuan intelektualnya. Di samping memang pertumbuhannya tidak bagus, biasanya mudah infeksi, mudah sakit karena banyak kekurangan energi,” ungkapnya.
Menurutnya, penyebab umum dari stunting adalah asupan makanan yang tidak memadai. Untuk itu, intervensi dilakukan sejak remaja, terutama remaja putri, untuk memastikan mereka siap menjadi calon ibu yang sehat. Pada masa kehamilan, ibu hamil juga diharapkan mendapatkan pemeriksaan rutin dan cukup asupan gizi agar janin berkembang dengan sehat.
Candrawati juga menekankan pentingnya pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang cukup, terutama protein hewani yang sering kali kurang dikonsumsi oleh ibu hamil dan bayi baru lahir.
Ia menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin di posyandu dan fasilitas kesehatan. Hal itu untuk mengetahui perkembangan anak dan mencegah stunting.
Dinas Kesehatan terus mengedukasi masyarakat dengan pendekatan siklus hidup. Dimulai dari remaja yang dipersiapkan menjadi calon ibu, hingga memberikan edukasi kepada ibu hamil dan orang tua pasca kelahiran. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan angka stunting di Kota Denpasar dapat terus menurun, menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. dyra