MAMUJU, HR – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Masyarakat Non Partisan (Jari Manis), menggelar Diskusi dengan tema “Generasi Milenial dan Masa Depan Bangsa” yang bekerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), di gelar di Warkop 89 Mamuju, Rabu (07/02/2018).
Diskusi tersebut dihadiri Asri Anas (anggota MPR-RI), Hanny Andika (Wadir Intel Polda Sulbar), Ashari Rauf (Ketua LSM Jari Manis), Syahril (Rektor Unika Mamuju), Ilham (Wakil Direktur Radar Sulbar), Perwakilan OKP/LSM, BEM-se Kabupaten Mamuju, siswa-siswi dari berbagai sekolah yang ada di Mamuju, unsur pers/wartawan, serta undangan.
Ilham, sebagai narasumber yang pertama berbicara, mengatakan, tantangan generasi sekarang ini ialah kemajuan zaman karena roda hidup ini terus berputar, makanya setiap orang harus pandai dalam memilih jalan hidup. Jika generasi muda tidak pandai dalam menyesuaikan zaman, maka yakin dan percaya akan banyak tantangan yang akan dihadapi.
“Mudah-mudahan saja yang hadir pada kesempatan ini ada dari jurusan ilmu komputer, saya kira adik-adik dari jurusan komputer akan lebih paham sisi negatif dan positif kemajuan tehnologi,” sambungnya.
Di tempat sama, Hanny Andika, mengatakan, tekhnologi sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa asal dapat pandai memilah hal hal yang positif. Tak lupa, Wadir Intel Polda Sulbar ini memberi wejangan kepada generasi milenial untuk menjadi pribadi milenial yang anti korupsi, mampu mewujudkan kesejahteraan bangsa dan mampu memperkuat.
Pengaruh tehnologi cukup besar dengan perkembangan bangsa. Sekarang ini cukup mudah melakukan komunikasi dengan perkembangan tehnologi yang ada, tetapi dalam perkembangan itu, cukup banyak dampak negatif yang muncul, utamanya melalui media sosial.
“Adik-adik generasi sekarang ini harus menjadi generasi-generasi milenial yang tangguh untuk memajukan bangsa ini. Pemuda harus mampu membantu pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan. Dari berbagai sudut, utamanya memajukan perekonomian, terkhusus ekonomi kreatif,” sebut Hanny Andika.
Syahril menjelaskan, tema pada kesempatan ini adalah sebuah pertaruhan buat generasi kita, apakah dapat mmbantu perkembangan bangsa atau malah memperkeruh keadaan bangsa dikemudian hari.
Milenial ini adalah era tehnologi yang cukup besar perannya buat generasi. Pemuda diharapkan menjadi generasi yang bisa memberikan peran terhadap bangsa ini.
“Tehnologi ini akan berkembang terus, bisa saja kedepan ini akan semakin canggih, jika kita tidak siap menghadapi zaman itu, maka yakin dan percaya kita akan diputar oleh zaman itu,” papar Syahril.
Sedangkan Asri Anas, mengatakan, generasi millenial yang disinyalir lahir pada tahun 1980-an sampai sekarang, tidak lagi menjadi tamu, orang asing, atau penumpang gelap di zaman teknologi informasi ini.
“Mereka adalah penduduk asli, yang sudah paham akan tehnologi dan mengakrabi komputer, tablet, smartphone, internet, google, amazon, facebook, twitter, snapchat, dan laman medsos atau perangkat canggih lainnya sedari mereka lahir,” katanya.
“Tidak seperti orang dari generasi sebelumnya yang sering terkaget-kaget, tergagap-gagap, dan tertatih-tatih dalam mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang begitu cepat,” tutupnya. rangga