SUKABUMI, HR – Pondok Pesantren Dzikir Alfath berupaya menjadikan kampus sebagai pusat pendidikan sekaligus dunia kerja, sehingga para mahasiswa tidak hanya menguasai ilmu akademik tetapi juga memiliki wawasan dan pengalaman di dunia kerja.
Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Alfath, KH. M. Fajar Laksana, mengatakan, Kampus Al-Fath menjalankan dua fungsi dalam waktu yang bersamaan yaitu menjadikan pusat pendidikan sambil menciptakan dunia kerja.
Hal itu sejalan dengan program yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim dalam konsep “Merdeka Belajar Kampus Merdeka”. Yang mengedepankan pentingnya mahasiswa memiliki keterampilan bekerja dan berbisnis sejak dini,” kata Kyai Fajar usai kegiatan Stadium General dengan tema Aktivis Preneur, Selasa (1/8/2023).
Ditambahkan, para mahasiswa diberikan beasiswa penuh tanpa harus membayar apapun. Namun dengan syarat mereka harus aktif berkarya dan berusaha menjadi seorang pengusaha.“Program “Mata Duitan” menjadi bagian dari entrepreneurship yang mengajarkan bahwa uang bukan segalanya, tetapi perlu bergerak dan berbuat untuk maju,” ucapnya.
Demografi di tahun 2045, ujarnya, menuntut Indonesia memiliki sumber daya manusia yang produktif, khususnya di usia 20-40 tahun. Sehingga keberhasilan di masa depan ditentukan oleh penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja para mahasiswa saat ini.
Pondok Pesantren Dzikir Alfath juga menekankan bahwa proses bisnis harus dipahami dari hulu ke hilir agar para mahasiswa dapat mandiri ketika keluar dari kampus. Para mahasiswa dituntut untuk menguasai lima keterampilan, termasuk keterampilan spiritual dan dual skill yang mencakup aspek kemampuan berpikir cerdas dan kemampuan berkomunikasi serta menjalin jaringan.
Penggalian ilmu yang tepat guna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari menjadi fokus utama pengembangan di pesantren tersebut. Pungkasnya.ida