NATUNA, HR – Sepuluh kecamatan di Kabupaten Natuna masih belum merasakan pemerataan program BBM satu harga yang digagas pertamina dalam upaya mendukung upaya pemerintah untuk menyamakan harga BBM di NKRI.
Contohnya di Kecamatan Midai, dan Kecamatan Suak Midai misalnya, masyarakat masih membeli premium seharga Rp 9 ribu per liter dan solar kisaran Rp 8.500 per liter. Saat ini baru tiga Kecamatan di Natuna terbantu dengan diberlakukan BBM satu harga, yakni Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Serasan dan Kecamatan Pulau Laut.
Kepala Bagian Migas Pemkab Natuna Faisal Firman mengutarakan, masyarakat Natuna belum secara merata ikut merasakan keringanan membeli BBM. Untuk wilayah yang belum di bangun SPBUN kata Faisal, BBM disalurkan pertamina melalui agen penyalur minyak subsidi (APMS). Dari harga margin dari Pertamina, APMS mengambil keuntungan dari ongkos kirim sebesar Rp 1.500 per liter, seperti pengiriman menuju pulau Midai.
Pemerintah Daerah sambung Faisal, sudah mengusulkan kepada Ditjen Migas untuk penambahan 10 lokasi supaya dibangun SPBUN. Agar program BBM satu harga dirasakan merata oleh masyarakat di Natuna.
10 lokasi yang diusulkan diantaranya, Kecamatan Pulau Tiga, Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Utara, Kecamatan Midai, Kecamatan Subi, Kecamatan Bunguran Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, Kecamatan Bunguran Barat dan Kecamatan Bunguran Batubi.
“Usulan penambahan SPBUN ini sudah disampaikan pak Bupati kepada Dirjen Migas pada April 2017. Kita masih menunggu, dan sudah koordinasi ke Ditjen Migas, namun belum diputuskan. Mereka juga masih evaluasi menetapkan lokasi penambahan. Mudah-mudahan tahun 2018 ini,” ungkapnya.
Dikatakan Faisal, SPBUN BBM satu harga program Pemerintah sasarannya daerah tertinggal, terluar dan terdepan. Pertamian sebagai pelaksana yang dipecayakan juga memerlukan rekanan pihak ke tiga untuk mengelola SPBUN.
“Kita berharap 2018 ini ada SPBUN yang dibangun di Natuna, supaya memudahkan masyarakat membeli BBM yang sudah disesuaikan Kementerian ESDM. Tidak lagi ada penjualan premium di atas Rp 6.450 ribu perliter dan harga solar di atas Rp 5.150 ribu per liter,” sebut Faisal.
Sementara Camat Serasan Edi Zaman mengatakan, dengan dioperasikan SPBUN pada akhir Desember lalu di Serasan, sangat membantu masyarakat. Pengendara sepeda motor maupun nelayan tidak lagi membeli BBM dengan harga yang tinggi.
“Sebelumnya premium dibeli warga masih kisaran Rp 7 ribu perliter. Memang di Kecamatan tetangga (Subi,red) belum diberlakukan BBM satu harga,” kata Edi Zaman.
Sama halnya di Kecamatan Pulau Laut, diberlakukannya SPBUN satu harga di pulau berbatasan laut Vietnam disambut gembira masyarakat setempat. Camat Pulau Laut, Sudirman mengaku, sebelum SPBUN satu harga dioperasikan, masyarakat membeli premium Rp 7.500 per liter dan solar Rp 6.500 per liter.
“BBM satu harga di Pulau Laut. Nelayan sangat terbantu, biaya operasional lebih murah sekarang,” tandas Sudirman. fian