BENGKULU, HR – Warga desa Datar Lebar sebanyak 162 kk 542 Jiwa di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah provinsi Bengkulu keluhkan irigasi yang tidak kunjung dilaksanakan pembangunannya walaupun air melimpah ruah dari air terjun tujuh (7) tingkat pegunungan bukit barisan dengan penghasilan warga bertani Padi sawah tadah hujan, Kopi dan Karet penuh dengan kawasan wisata alamnya.
Kades desa Datar lebar Budimansyah mengungkapkan keluhan warga petani yang tidak merasa diperhatikan pemerintah daerah dalam mengisi pembangunan walaupun sudah berulang kali disampaikan pada pemerintah maupun perusahaan daerah, agar irigasi dapat dibangun bagi warga petani yang lahannya tadah hujan, namun tak kunjung ada realisasinya. Sementara Air dari atas gunung bukit barisan melimpah ruah hingga warga diseputar kabupaten Benteng dapat mencicipi air bersih dari desa Datar Lebar yang jumlahnya ribuanjiwapenduduk.
“Tuhan memberikan rahmad air melimpah ruah dalam wilayah desa Datar Lebar hingga Pemerintah daerah Kabupaten Benteng dapat menjual air bersih pada masyarakat melalui perusahaan PDAM sejak tahun 2012 lalu,” ungkapnya Pada HR diruang kerjanya pekan lalu.
Dijelaskan Budi bahwa tahun 2010 pembangunan Intek air gunung bukit barisan desa Datar Lebar dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) serta pemasangan IPA dan Penampungan Air untuk disalurkan pada masyarakat (warga,red) Kabupaten Benteng 20 liter per-detik, lalu diserahkan pada perusahaan PDAM setempat mengelola. Saat pembangunan dimulai ada kesepakatan bersama warga, bahwa air diambil dari kolam untuk warga melalui pelaksana DPU) lalu diserahkan pada PDAM.
“Saat musyawarah pertama sawah tidak boleh terlantar karena itulah hajad kehidupan (pencarian.red) warga para petani setempat. Tahun 2012 saya lupa, dibuat lagi intek untuk 10 liter per- detik. Pembangunan Irigasi untuk sawah warga setempat belum juga dilaksanakan oleh pemerintah C/q pengelola tentu PDAM yang sudah menyalurkan air pada warga sebanyak 4.300 pelanggan seperti yang sudah kita dengar. Kami dari aparat pemerintah desa hanya dapat menyampaikan keluhan masyarakat desa setempat, konsekuwennya ada pada pemerintah yang lebih berwenang,” ujar Budi.
Untuk diketahui bahwa tahun 2021 kembali ada pekerjaan dari Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) PUPR Bengkulu Senilai Rp 27 Milliar dilaksanakn PT.Persada Nusantara Perdana selesai pada bulan Desember 2021. Pembangunan irigasi belum juga dilaksanakan.
“Sebenarnya warga setempat berharap Irigasi juga dilaksanakan. Namun tidak jadi ada realisasinya, hingga para warga bertanya bagaimana lahan sawah belum ada airnya masih tadah hujan,” tambah Budi keluh warga.
Sementara Kokoh PPK air bersih BPPW PUPR Bengkulu mengatakan bahwa area Air terjun itu adalah wilayah hutan lindung sehingga aktifitas kegiatan Proyek tahun anggaran 2021 di batalkan. “Intek tidak jadi dibangun tahun 2021 karena area hutan lindung sesuai surat kadis Kehutan Prov Bengkulu. Hingga akhirnya ada CCO penambahan panjang pemasangan jaringan Pipa dari titik nol Polsek Taba Penanjung desa taba teret hingga Kembang Seri,” ungkap Kokoh didampingi dua Stafnya, Senin (14/3). efendi silalahi